Bisakah sampah yang kita buang setiap hari justru menjadi sumber pangan keluarga? Lewat Aksi Sobat Bumi, kita bisa menjawabnya. Saya, Rulla Agnia Naura Aisyah, mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus penerima Beasiswa Sobat Bumi Pertamina Foundation dan teman-teman Penerima Beasiswa Sobat Bumi Pertamina Foundation Regional Banten, merasa memiliki tanggung jawab untuk turut serta menjaga bumi. Melalui program Aksi Sobat Bumi 2025 yang mengusung tema "Bumiku Asri, Pangan Berdikari".Â
Aksi Sobat Bumi adalah kegiatan aksi nyata oleh para penerima Beasiswa Pertamina Sobat Bumi (SoBI) untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan Net Zero Emission (NZE). Aksi ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) Pertamina dan Pertamina Foundation. Saya bersama rekan-rekan penerima beasiswa Sobat Bumi Pertamina Foundation Regional Banten melaksanakan aksi nyata berupa Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) dan Aksi Tuntaskan Sampah. Aksi ini kami laksanakan di Komplek Untirta Permai, Banjaragung, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten dengan melibatkan mahasiswa dan warga sekitar.
30 September 2025, pada pagi hari yang cerah, warga menyambut kami dengan senyum dan mata yang bersinar, penuh rasa ingin tahu dan harapan. Setiap tetes keringat yang menetes, setiap tangan yang membantu, adalah doa untuk tanah yang subur dan udara yang bersih.
Di halaman-halaman rumah, ember dan galon bekas berubah menjadi 9 instalasi Budikdamber yang siap menumbuhkan kehidupan. Di Komplek Untirta Permai, 50 kg bibit lele dan 3 kg bibit kangkung kami tebarkan, menyemai harapan bagi setiap keluarga. Ikan lele memompa nutrien, kangkung menyerap kehidupan sehingga tercipta ekosistem sederhana yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan hemat biaya.
Ikan lele (Clarias sp.) terkenal mudah dibudidayakan, bahkan di wadah terbatas seperti ember. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2023) mencatat produksi lele nasional sudah menembus 1,5 juta ton per tahun sehingga lele merupakan salah satu ikan konsumsi paling populer di Indonesia. Berdasarkan data DKBM (2017), ikan lele memiliki kandungan gizi 18 gram protein, 3 gram lemak, 50 gram natrium, 237 miligram asam lemak omega-3, 337 miligram asam lemak omega-6 dan 5,6 gram zat besi. Kandungan gizi tinggi dan harga yang terjangkau ini membuat lele sebagai sumber protein ideal bagi keluarga.
Sementara itu, tanaman sayuran kangkung (Ipomoea aquatica) dipilih oleh kami karena mudah tumbuh dan bisa dipanen dalam waktu singkat sekitar 21-30 hari. Kangkung kaya zat besi 2,5 mg/100 g, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan serat. Dalam sistem Budikdamber, kangkung memanfaatkan nutrien dari kotoran lele sehingga tidak membutuhkan pupuk tambahan, sekaligus menjaga kualitas air tetap bersih.
Setiap ember berkapasitas ±80 liter diisi 20–30 ekor lele kecil dan beberapa ikat bibit kangkung, siap menghasilkan 2–3 kg panen setiap dua bulan. Dari halaman RT ini, pangan mandiri bukan lagi mimpi, melainkan nyata. Dengan sistem ini, keluarga dapat menghemat pengeluaran pangan 15–20% per bulan.
Warga menatap Budikdamber pertama mereka dengan mata berbinar, seakan berkata: semoga hari ini menjadi awal dari perubahan besar. Dari tangan-tangan kecil hingga semangat besar, Komplek ini menanam janji untuk bumi yang lebih sehat.
Lingkungan bersih adalah fondasi kehidupan sehat. Selain budikdamber, lingkungan pun tak kalah penting. Dari tumpukan sampah yang dulu diam tak berguna, warga Komplek Untirta Permai menumbuhkan kesadaran dan aksi nyata. ±90 kg sampah organik dan anorganik dikumpulkan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2023), setiap orang Indonesia menghasilkan sekitar 0,7--0,8 kg sampah per hari, dengan 60% diantaranya berupa sampah organik. Jika tidak diolah, sampah ini akan mempercepat penumpukan di TPA dan meningkatkan emisi gas rumah kaca.Â