Mohon tunggu...
Ruli Mustafa
Ruli Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

THE TWINSPRIME GROUP- Founder\r\n"Jangan lihat siapa yang menyampaikan, tapi lihat apa yang disampaikannya" (Ali bin Abi Thalib ra). E-mail : hrulimustafa@gmail.com. Ph.0818172185. Cilegon Banten INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Kun Anta", Jadilah Diri Sendiri..

18 Juni 2018   15:11 Diperbarui: 18 Juni 2018   18:32 2188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih dalam suasana lebaran, saya ingin mengingatkan kembali kosa kata (mufradaat jadiidah) dari jazirah timur tengah, yakni 'Kun Anta', istilah ini sempat ngetren di blantika cyber audio  tahun lalu, gegara dijadikan sebuah judul lagu yang  dinyanyikan oleh Humood AlKhudher (26) seorang penyanyi Kuwait, lalu populer setelah di cover-version kan oleh beberapa penyanyi di seluruh dunia. Bahkan dijadikan pula sebagai judul sinetron berseri di sebuah stasiun televisi swasta.

Kun Anta adalah kosa kata Arab yang artinya "jadilah dirimu sendiri" (just be yourself). Ungkapan seperti ini tak asing lagi di telinga kita, karena sebutannya sudah mendunia.

Menjadi diri sendiri atau 'Kun Anta' artinya mengggunakan segala potensi yang ada dalam diri ini untuk meraih prestasi gemilang dalam hidup yang singkat ini, kun/~jadilah, anta/~kamu, dirimu. Karena hakikatnya ALLAH sudah membekali setiap manusia normal dengan potensi akal dan kemampuan guna menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini, berlomba dalam kebaikan, fastabiqul khairat.

Lirik lagu ini cukup bagus dan inspiratif sekaligus motivasi bagi kita untuk hidup apa adanya, tidak perlu meng-'copy paste' atau membeo tipikal orang lain, tidak perlu topeng-topeng dan tak usahlah bergimik (pura pura).Tapi tidak juga berarti hidup 'sak kareppe dewe' alias se-enaknya sendiri, batasannya, seperti orang Jawa bilang "ngono yo ngono, ning ojo ngono", begitu sih begitu, tapi ya jangan gitu gitu amat, maknanya bersikaplah yang luwes, moderat, jangan keterlaluan.

Hidup ini adalah seni menghimpun mozaik kebaikan dan seni mengelola perbedaan agar bermanfaat bagi orang banyak, proses belajarnya seumur hidup (long life learning) ; bukan melulu belajar kecerdasan intelegensia atau kemampuan kognitif, tapi juga soal kemampuan afektif, kecerdasan emosional dan spiritual ; antara lain belajar bersyukur, belajar bersabar dan belajar ikhlas. Itulah fitrah manusia, baru kemudian jalani prinsip 'kun anta', just be yourself.

Pada dasarnya manusia itu terlahir untuk hidup saling melengkapi, tidak ada yang sepenuhnya independen, bahkan soal ilmu pun merupakan akumulasi pengetahuan dari para pendahulu kita, semua dalam rumusan ATM, ambil, tiru, modifikasi. Karena itu tak ada tempat untuk sombong.

Sebaliknya, istilah Kun Anta jangan kemudian diartikan dari sudut negatif dengan nuansa ketakaburan, anti sosial, lalu berbuat yang penting diri sendiri (selfish), mencari cari pembenaran atas gaya hidup yang keliru, egoistik, masabodoh dengan orang lain, lalu melanggar norma, itu bukanlah 'kun anta' yang sesungguhnya.

Karena betapapun, seseorang itu akan membutuhkan orang lain untuk saling berbagi pengetahuan dan nasihat, guna mewarnai hidupnya, tetapi daya juang dari diri sendirilah yang harus menjadi prinsip. Cukuplah ALLAH sebagai penolong dan sebaik baik pelindung, Hasbunalllah wa nikmal wakiil.

"To help yourself, you must be yourself. Be the best that you can be. When you make a mistake, learn from it, pick yourself up and move on" , begitu kata Dave Pelzer, penulis Amerika era 90an. Untuk menolong dirimu sendiri, kamu harus menjadi diri sendiri, lakukan hal terbaik yang dapat kamu lakukan. Kalau kamu buat kesalahan, belajarlah dari kesalahan itu dan segeralah bangkit !..

Dalam bait lagu Kun Anta ini terlengkapi dengan terusan kalimatnya ;  "Kun anta tazdada jamala", artinya jadilah dirimu, niscaya kamu akan bertambah indah. So, just be yourself, kun anta, jadilah dirimu sendiri, bila potensi anugerah ALLAH dimanfaatkan di jalan kebaikan, tiap orang sejatinya akan 'on the right track', berada dalam  jalur yang benar, meski posisi takdirnya berbeda beda. Bukankah sidik jari kita juga berbeda-beda ?, maka berpikirlah. Ok, Salam lebaran lagi  ! (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun