Inggris dibawah pimpinan Raffles pernah menjadi Gubernur Jenderal di Batavia selama lima tahun sejak 1811. Inggris pun pernah membangun Benteng Fort Marlborough di Bengkulu kurun 1714-1719.
Hal tersebut setidaknya mempengaruhi hubungan antara bangsa Inggris dengan para penduduk di sana yang berbahasa Melayu.
Kata-kata serapan dari bahasa Inggris itu mulai masuk ke dalam Bahasa Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Tidaklah heran bahasa Belanda banyak mempengaruhi Bahasa Indonesia. Belanda yang berada di Indonesia selama 3,5 abad lamanya banyak meninggalkan kata-kata yang diserap menjadi Bahasa Indonesia, seperti handuk, afdruk, administrasi, advokat, kartu, pionir, pers, dan sebagainya.
Dan tahukah Anda kata-kata ini adalah serapan dari bahasa Portugis?
Gudang, jendela, kursus, mandor, nyonya, algojo, aula, akta, dan sebagainya.
Bahasa Portugis mulai dikenal di Nusantara ketika bangsa Portugis sejak tahun 1511 menduduki Malaka. Dan bahasa Portugis juga sempat menjadi lingua franca kedua setelah bahasa Melayu pada abad ke 17.
Kedatangan mereka ke Nusantara, selain untuk berdagang, mereka juga menyebarkan agama Kristen kepada penduduk setempat.
Sedangkan kata-kata serapan dari bahasa Arab bersumber dari kedatangan bangsa Arab itu ke Indonesia untuk menyebarkan agama Islam.
Kata-kata serapan dari bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia antara lain ilmu, nasib, takdir, ziarah, berkah, menara, naskah, dan sebagainya.
Orang-orang Arab mulai mengunjungi Nusantara sejak abad ke 12.