Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Jawa Barat Dulu Ada Kerajaan Sunda dan Pajajaran, Mengapa Disebut Begitu?

17 Maret 2021   11:06 Diperbarui: 17 Maret 2021   11:12 6052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Sunda sendiri, apalagi yang diluar Jawa Barat nampaknya masih menggantung tanya. Mereka sering mendengar sebutan nama dua kerajaan yang berkuasa di wilayah tatar Sunda.

Mengapa dan apa bedanya antara Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran?

Masih hangat Pajajaran dan Prabu Siliwangi atau pun Prabu Surawisesa disebut-sebut di sinetron "Kembalinya Raden Kian Santang" yang tayang setiap malam di MNCTV. Kisahnya memang berlokasi di Jawa Barat sekarang ini.

Bukan hanya di daerah-daerah lainnya di Nusantara dulunya berdiri kerajaan-kerajaan, Jawa Barat juga demikian.

Lantas apa perbedaan atau ciri-ciri dari kerajaan yang ada di Jawa Barat ini?

Propinsi ini dulunya memiliki dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Namun awam banyak mengenal Pajajaran. Kerajaan Pajajaran ini namanya lantas diabadikan menjadi nama jalan, perguruan tinggi, dan sebagainya. Di antaranya adalah UNPAD (Universitas Padjadjaran) Bandung.

Jika pun mengenal Kerajaan Galuh, disebutkan jika ibukota kerajaan ini adalah Kawali (Ciamis sekarang).

Tapi menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UNPAD, Prof Nina Herlina Lubis, ibukota Kerajaan Galuh ini berpindah-pindah. Pernah di Saunggalah (Kuningan sekarang). Lalu pindah lagi ke Kawali.

Hal tersebut lah yang menyebabkan Jawa Barat hanya memiliki sedikit warisan berupa peninggalan candi, tidak seperti di Jawa Timur atau Jawa Tengah yang banyak.

Di Garut ada Candi Cangkuang, candi Hindu satu-satunya yang ada di Jawa Barat. Menjadi destinasi wisata, saya pernah berkunjung ke candi Cangkuang ini.

Dengan sering berpindah-pindah ibukota, maka raja tidak sempat memerintahkan untuk membangun candi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun