Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengejutkan, "Indomie Seleraku" Menjadi Salah Satu Penyebab Tingginya Angka Kehamilan di Ghana, Mengapa?

28 Desember 2020   09:04 Diperbarui: 28 Desember 2020   09:08 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu iklan Indomie di Afrika (yukepo.com)


"Indomie Seleraku". Ini adalah satu jargon yang sudah kita kenal dari mie instan Indomie yang ketenarannya bukan saja di Indonesia, pusat makanan ini dan pemiliknya adalah Indomie Sukses Makmur. Akan tetapi juga di seluruh dunia.

Di luar Indonesia, Indomie mulai diperkenalkan di Nigeria sejak tahun 1988. Indomie lantas menjadi merek mie instan yang populer. Pabriknya yang dikelola dan mulai diproduksi sejak tahun 1995 oleh Dufil Prima Foods lantas menjadi pabrik mie instan terbesar di Afrika. 

Indomie lantas tumbuh menjadi merek mie instan yang populer di seluruh dunia.

Pikiran-rakyat.com, Sabtu (26/12/2020) melansir World of Buzz yang melaporkan sebuah hasil survei yang mengejutkan di akhir tahun 2020 ini.

Star Ghana Foundation menggelar survei mengapa angka kehamilan remaja di Ghana meningkat tajam. Angka kehamilan di Ghana secara mengejutkan dilaporkan mengalami peningkatan yang tinggi.

Patut diketahui, Ghana adalah sebuah negara yang terletak di Afrika Barat yang berbatasan dengan Teluk Nugini di sebelah selatan, Togo di timur, dan Burkina Faso di sebelah barat, dan Pantai Gading di barat.

Mengapa hasil survei itu mengejutkan?

Ini lantaran hasil survei yang dipimpin oleh pakar gender dan ketenagakerjaan Bashiratu Kamal itu menyebutkan jika Indomie menjadi salah satu penyebab tingginya angka kehamilan pada remaja di Ghana.

Bashiratu menjelaskan akar masalahnya. Menurutnya, pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Ghana itu menyebabkan angka kemiskinan yang semakin bertambah pula di negara yang luasnya lebih dari dua kali lipat Pulau Jawa itu.

Kemiskinan mendorong para gadis rela menukarkan kehormatannya dengan uang, pulsa, dan Indomie. Dikatakan lebih parah lagi, karena orangtua para gadis itu tidak bekerja, bahkan anak gadis mereka diminta untuk transaksi seks, ditukarkan dengan Indomie, uang, dan pulsa seluler.

"Dengan demikian, anak-anak gadis mereka bisa mendapatkan sedikit uang untuk menghidupi diri sendiri," kata Bashiratu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun