Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga telah membatalkan rencana lawatannya ke Timur Tengah. Lawatan itu dimaksudkan untuk meredakan ketegangan yang memanas antara Iran dan AS.
Warga Negara Indonesia sendiri yang ada di Timur Tengah diperkirakan berjumlah 1 juta orang, dan di Iran dan Irak ada 1.300 orang. Mereka bermukim di sana untuk berbagai kepentingan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah memanggil Wakil Tetap RI di PBB dan para Dubes di Timur Tengah terkait situasi ini.
Pemerintah juga sedang mempersiapkan sejumlah pesawat dan kapal TNI/Polri untuk mengevakuasi WNI jika sewaktu-waktu terjadi konflik terbuka
Menlu lewat Dubes RI di Iran sudah merencanakan evakuasi warganya dan telah melakukan sosialisasi rencana itu kepada WNI di kedua negara, Iran dan Irak.
Evakuasi seperti di atas pernah terjadi ketika timbul perang saudara di Yaman.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengiyakan serangan atas pangkalan militer AS Rabu dinihari WIB tersebut sebagai tindak balas atas serangan AS yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani.
Iran menyatakan puas telah melakukan balasan, di pihak lain AS pun lega tidak ada korban.
Para petinggi Iran, mengatakan jika AS membalas serangan rudal itu, maka Iran juga akan membalas kembali, Iran sudah membalas kematian Qassem.
"Sekarang tergantung kepada AS, kalau AS tidak menyerang lagi, maka masalahnya selesai," ujar Majid Takht Ravanchi, Duta Besar Iran untuk PBB.
Sesudah itu, dalam pidatonya di Gedung Putih, Rabu (8/1/2020), Donald Trump mengatakan AS tidak berkeinginan menggunakan opsi militer, tetapi lebih kepada sanksi ekonomi tambahan kepada Iran.