"Urusin dong tuh anak-anak, jangan badminton aja...," kata Gubernur Jawa Tengah Gandjar Pranowo kepada KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia).
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa yang marak dilakukan di seluruh Indonesia yang menentang RUU KUHP dan UU KPK dilakukan serentak dalam beberapa hari terakhir oleh para mahasiswa.
Dapat dimengerti kalau mahasiswa yang turun ke jalan, sedari dulu memang mahasiswa di Indonesia selalu menjadi corong suara rakyat menentang ketidakadilan dan kesewenang-wenangan para penguasa.
Para mahasiswa dalam hal tersebut mereka mengerti apa yang terjadi. Pasal-pasal dalam UU KPK dianggap bakal melemahkan KPK dalam tugasnya menangkap para tersangka korupsi.
Namun, apa jadinya, kalau anak-anak dan pelajar yang juga ikut-ikutan turun, mereka mencontoh kakak-kakak mereka para mahasiswa.
Saya yakin, para pelajar dan anak-anak itu tidak mengerti apa tujuan aksi demo yang dilakukan.
Banyak pelajar STM yang turun, melemparkan batu.
Mereka hanya gaya-gayaan saja.
Pada masa kampanye pemilu lalu, UU juga tidak membolehkan anak-anak dieksploitasi untuk kegiatan kampanye. Ada bahaya.
Mereka tahu apa?
Sementara itu Projo, atau relawan Pro Jokowi mengusulkan agar pelantikan Presiden Jokowi dimajukan sehari menjadi hari Sabtu (19/20/2019) dari rencana Minggu (20/9/2019).
Hal tersebut diusulkan dan disampaikan Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi saat Projo diundang bertemu Jokowi, Jum'at (27/9/2019).
Adapun alasan pemajuan tersebut adalah karena pada hari Minggu ada acara kebaktian ibadah agama Kristen atau Buddha, lagi pula hari Minggu adalah harinya berolahraga bagi para pekerja.
Supaya tidak mengganggu dan menghormati ibadah.
"Usulan bagus," kata Jokowi sembari senyum.
Bagaimana menurut pendapat Anda?