Di tahun Anjing Tanah, menurut kalender Tionghoa, atau 2018 yang baru saja kita lewati tercatat dalam sejarah di Indonesia sebagai momen penting olahraga, karena di tahun itu Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga se Asia, yaitu Asian Games ke 18 dan Asian Para Games 2018.
Banyak kenangan manis yang diukir oleh atlet-atlet kita sepanjang tahun 2018, namun tak luput juga beberapa yang meninggalkan luka.
Faktor tuan rumah penyelenggara Asian Games dan Asian Para Games 2018 menjadikan seluruh masyarakat olahraga kita, baik pemerintah, atlet sendiri, pembina, pelatih bersatu padu dan bekerja sama bergairah untuk berprestasi.
Kerjasama indah itu menelorkan berbagai prestasi apik di berbagai ajang, bukan saja di dalam negeri, tapi juga di dunia.
Nah, siapa saja atlet-atlet kita yang gemilang di tahun 2018 itu?
Dari cabang olahraga renang, Syuci Indriani berhasil meraih dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu. Perenang tuna grahita ini menjadi atlet paling sukses di Asian Para Games 2018.
Di bulutangkis, pasangan ganda campuran Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir mencapai ranking nomor satu dunia setelah mereka menembus babak perempatfinal Kejuaraan Bulutangkis Asia pada 27 April.
Semenjak disandingkan tahun 2010, mereka konsisten di papan atas ganda campuran, dan berhasil mengukir tinta emas di All England, di Kejuaraan Dunia, tapi kesulitan memiliki tahta tertinggi dunia.
Dunia panjat tebing juga bersinar, di sini ada Aries Rahayu Susanti yang meraih dua medali emas di Asian Games. Aries yang cekatan memanjat tebing di Kejuaraan Dunia Panjat Tebing di Chongqing, Cina, menjadikan dia mendapat julukan baru sebagai spider woman.
Samantha Edithso menjadi pecatur nomor satu putri U-10 berdasarkan situs chess-db.
Gadis cilik asal kota kembang Bandung ini menjadi juara di Kejuaraan Dunia Putri U-10 Catur Cepat yang dihelat di Minsk, Belarusia. Lantas pada 16 Nopember 2018 ia menjadi juara pertama Kejuaraan Catur Klasik FIDE Cadet Chess Championship U-10 di Santiago de Cimpostel, Spanyol. Nilai akhirnya saat itu adalah 8,5.
Dari Asian Para Games, Jendi Panggabean meraih medali emas dan perunggu. Kisah inspiratif Jendi yang mengalami kecelakaan dibukukan menjadi sebuah komik oleh Ciao Comics.
Dari Taekwondo, Defia Rosmaniar menjadi atlet taekwondo Indonesia yang pertama meraih emas di Asian Games, dia juga juara Asia dan menjadi atlet terbaik di Kejuaraan Taekwondo Asia di Ho Chi Minh pada 24-27 Mei 2018.
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menjadi atlet pria bulutangkis terbaik, untuk kedua kalinya, setelah yang pertama diraihnya juga pada tahun 2017.
Kevin/Marcus mengoleksi 9 gelar BWF, termasuk All England dan emas Asian Games.
Amiruddin Bagus Kahfi menjadi top skorer dengan mencetak 12 gol di kejuaraan Piala AFF U-16, sekaligus mengantarkan Garuda Muda menjadi juara Piala AFF U-16.
Timnas U-16 Indonesia menjadi juara Piala AFF U-16, di final Bagus Kahfi dkk mengalahkan Thailand 4-3 melalui drama adu penalti.
Lalu Muhammad Zohri meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Atletik Junior yang berlangsung di Finlandia, untuk nomor paling bergengsi 100 meter putra, ia mencatat waktu 10,18 detik. Di kejuaraan Asia Junior di Jepang ia pun juara dengan mencatat waktu 10,27 detik.
Itulah momen-momen manis yang diukir dengan tinta emas oleh atlet-atlet kita di sepanjang tahun 2018.Â
Tak semua berbuah manis, juga ada momen yang menimbulkan luka dan kepedihan.
Sebuah prestasi diukir untuk dikenang menjadi kebanggaan baik bagi bangsa atau atlet itu sendiri.
Momen luka dan kepedihan pun seharusnya dievaluasi untuk diperbaiki di tahun 2019 atau dalam kalender Tionghoa adalah Tahun Babi Tanah.
Selamat Tahun Baru 2019. Maju terus olahraga Indonesia.
