Kesalahan yang umum dilakukan pekerja lepas adalah pengeluaran yang lebih besar dari penghasilan yang berujung pada utang.
"Berutang memang terkesan menambah penghasilan karena dapat 'uang tambahan', namun sebenarnya kita justru menambah pengeluaran, yaitu cicilan utang yang harus dibayar, yang jika dihitung totalnya lebih besar dari uang yang kita dapat di awal," tegas Tyas.
Inilah yang akhirnya membuat keuangan tidak sehat, karena penghasilan yang diterima semakin kecil dikurangi cicilan yang semakin membesar. Padahal, saat pengeluaran lebih besar dari penghasilan, ada tiga pilihan solusi: menambah penghasilan, mengurangi pengeluaran, dan kombinasi keduanya.
Tyas juga menyarankan agar pekerja lepas menyiapkan minimal dua alokasi dana, yaitu tabungan operasional dan tabungan dana darurat. Dari setiap penghasilan yang diterima, yang dialokasikan ke tabungan operasional adalah jumlah pengeluaran yang sudah dihitung.
Kemudian, siapkan tabungan dana darurat yang dapat meng- cover kebutuhan primer saat job menurun, yakni tabungan sejumlah 6-12 kali kalkulasi pengeluaran. Pastikan dana darurat hanya digunakan untuk kebutuhan yang benar-benar penting, karena semakin besar pengeluaran, semakin cepat pula tabungan dana darurat habis.
Yang tak kalah penting, para pekerja lepas juga harus pintar mengatur waktu dan menjaga kesehatan, agar keseimbangan hidup terpelihara.
"Alangkah baiknya jika pekerja lepas mengusahakan agar penghasilannya stabil, minimal mencukupi kebutuhan bulanan. Untuk itu, tingkatkan keahlian agar menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga produk atau jasanya terus diminati dan mendatangkan penghasilan berkelanjutan," pungkas Fitria.