Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gong Si Bolong Kiprahnya Cukup Mengagumkan

15 Oktober 2017   10:10 Diperbarui: 15 Oktober 2017   11:00 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.baruaja.com

Seni Musik Si Bolong mungkin tak asing lagi bagi masyarakat Depok, terutama mereka yang tinggal di kelurahan Tanah Baru.

Bahkan kesenian asli Depok ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi banyak orang dan telah ditetapkan sebagai icon seni disana. Penghargaan dan izin memainkan kesenian ini pun telah mereka dapatkan dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Jawa Barat. Maka tak heran bila kini, Gong Si Bolong dianggap sebagai salah satu budaya nasional.

Berbeda dari alat musik gong lainnya, Gong Si Bolong memiliki banyak keunikan tersendiri. Bagaimana tidak? Dilihat dari bentuknya saja, Gong Si Bolong memiliki lubang atau bolong sebesar 10 sentimeter di bagian tengahnya. Selain itu suara nyaringnya mampu menghasilkan musik bernuansa Sunda dengan syahdu, namun lagu yang dibawakan sebagai pengiring adalah lagu yang berbahasa Betawi, padahal seperti kita ketahui bahwa keduanya memiliki ciri khas budaya berbeda. Sungguh perpaduan budaya yang luar biasa.

Tak sekedar bernyanyi dengan alunan musik, Gong Si Bolong juga sering menjadi pengiring untuk pagelaran wayang kulit Betawi dan tari Nayub. Secara keseluruhan, kesenian ini mencoba menampilkan beberapa pertunjukan menjadi satu pagelaran yang apik. Sebut saja Ajeng, yaitu permainan gamelan khas Depok yang mirip dengan gamelan Bali, selanjutnya Nayub, sebuah tarian khas Tanah Baru dan merupakan awal tari Doger Karawang, Jaipong, serta Ngibing. Tak ketinggalan pula wayang kulit Betawi, Gambang Kromong, Pencak Silat dan Lenong. Semuanya merupakan rangkaian kesenian Gong Si Bolong yang kini berada dalam satu manajemen Sanggar Kesenian Gong Si Bolong Pusaka Jaya pimpinan Bang Jayadi. 

Sebenarnya kesenian satu ini bukanlah hal baru, sebab telah ditemukan pada 1750 melalui sebuah peristiwa menarik, yakni kemunculan suara gamelan merdu di hutan kecil dekat aliran sungai atau kali Krukut. Kemudian salah seorang warga datang ke hutan tersebut dan menemukan seperangkat gamelan tersusun, termasuk Gong Si Bolong. Dari sanalah Gong Si Bolong mulai dimainkan dan terus mengalami perkembangan hingga sekarang.

Meski nama Gong Si Bolong tak cukup terkenal bila dibandingkan dengan kesenian lain, namun kiprahnya sudah cukup mengagumkan. Sekarang seperangkat gong ini, telah dimainkan di banyak daerah Jabotabek dan sekitarnya, serta dalam berbagai acara seperti festival budaya atau pesta perkawinan.

"Semoga Gong Si Bolong ke depan dapat lebih dikenal bahkan kalau bisa diakui hingga mancanegara seperti keris dan batik. Sebab keberadaan Gong Si Bolong ini memang sudah lama. Bagaimana pun juga ini adalah warisan budaya yang harus kita lestarikan dan jangan sampai ditinggalkan," tukas Rika, salah satu warga Depok, penuh harap.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun