Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Unik, Apakah Ada Hubungannya antara Jalan Saritem di Bandung dengan Nyai Saritem, Putri Bangsawan Sumedang?

25 September 2022   11:07 Diperbarui: 25 September 2022   16:12 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyai Saritem (ruanginfo.com)

Namun di tempat itu Nyi Saritem tidak minta untuk mendatangkan birahi namun sekedar saling menyayangi.

Selain itu Nyi Saritem bersama keluarganya juga sering berziarah ke wilayah Pananjung yang dipercaya pusat kerajaan sekaligus tempat petilasan Dewi Rengganis.

Ketika tinggal di Bandung selain Saritem, saya juga mengenal wilayah atau nama jalan Rengganis ini sebagai kawasan kos mahasiswa.

Nyi Saritem nampaknya ingin lepas dari sangkar emas karena hidupnya merasa terkungkung, sang putri ingin mengembara ke suatu wilayah yang pada saat ini secara geografis masuk ke daerah Bandung dengan suatu tujuan tertentu.

Semula keinginan sang putri mendapatkan larangan dari keluarganya karena tidak layak pada saat itu seorang perempuan mengembara. Keluarganya bahkan menginginkan Nyi Mas Ayu Permata Sari menikah dulu.

Namun pada akhirnya keluarganya mengijinkan dengan syarat Nyi Mas didampingi seorang kusir bernama Ki Usdi.

Karena keluarga bangsawan, Nyai Saritem pun mulai melakukan perjalanan ke wilayah Bandung dari Sumedang dengan menggunakan delman yang ditarik dua kuda.

Delman pada saat itu merupakan suatu kemewahan dimana hanya kalangan tertentu saja yang menaikinya.

Ketika beristirahat di beberapa pos dalam perjalanan itu, orang-orang yang melihat di sepanjang perjalanan itu mencurigai Ki Usdi akan menuju ke sebuah tempat jual-beli perempuan untuk memperdagangkan Nyai Saritem.

Melihat hal tersebut, Nyai Saritem penasaran dan menanyakan kepada Ki Usdi dimana lokasi tempat jual-beli perempuan itu dan minta Ki Usdi supaya membawanya ke tempat itu.

Seperti syair dari lagu Sabda Alam yang syairnya menceritakan bahwa wanita itu dijajah pria, dijadikan perhiasan sangkar madu, prostitusi juga sudah berkembang sejak dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun