Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Negara Asia Tenggara Ini Sudah Menggunakan VAR, Indonesia Kapan?

5 November 2021   10:05 Diperbarui: 5 November 2021   12:25 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
VAR (sumsel.tribunnews.com)

Mana yang lebih dulu teknologi yang digunakan di olahraga bulutangkis dan sepakbola yang tujuannya untuk membantu kinerja wasit agar akurat dan tidak menimbulkan sengketa nantinya di antara "dua petarung"?

Seperti diketahui, bulutangkis lebih dahulu memakai teknologi itu, yang dikenal dengan istilah challenge. Wasit yang memimpin jalannya laga, tentunya sulit untuk melihat secara jelas apakah suatu kok jatuh di dalam atau luar lapangan?

Ternyata bulutangkis lebih dulu menggunakan dan menerapkan teknologi tersebut.

Menyusul kemudian, sepakbola juga menggunakan dan menerapkan teknologi VAR (Video Assistant Referee). 

Dengan melihat tayangan VAR maka wasit dapat memutuskan dengan cermat apakah ada offside, pelanggaran, handball, atau apakah bola sudah gol (melewati garis gawang) atau belum.

Sehingga dengan demikian akan tercipta keadilan bagi kedua pihak yang bertarung.

Dalam laga-laga yang berskala internasional atau domestik di sejumlah negara terutama Eropa dan Amerika, teknologi VAR ini sudah banyak digunakan.

Pertanyaan sekarang, apakah sudah waktunya negara kita menggunakan teknologi canggih ini?

Jika Indonesia tidak mau ketinggalan dengan negara-negara Asia khususnya Asia Tenggara, maka kehadiran teknologi canggih itu layak disambut hangat di dalam negeri.

Konon tiga negara Asia Tenggara yaitu Thailand, Vietnam, dan Malaysia sudah menggunakan "pembantu wasit" ini.

Yang menjadi persoalan adalah biaya untuk membeli alat-alat VAR dan yang terkait dengannya tidaklah murah.

Ketua PT LIB (Liga Indonesia Baru) Akhmad Hadian Lukita mengatakan untuk satu paket VAR itu 6 juta USD atau setara Rp 84 miliar. Paket itu terdiri dari alat-alatnya, program latihan wasit dan berbagai pihak yang mengoperasikan.

"Untuk tahap awal kami akan membeli satu paket VAR. Penggunaan nya bisa pindah-pindah ke stadion lain," kata Lukita.

Lukita mengatakan Indonesia mempunyai wacana untuk menggunakan teknologi itu musim depan di Liga 1.

Thailand menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi itu salah satunya dikarenakan pada akhir Nopember 2017 mereka digemparkan oleh skandal match fixing (pengaturan skor).

Selain itu seperti yang dikemukakan oleh Presiden PSSI nya Thailand, Thairath, yang menginginkan agar wasit terbantu kinerjanya. Juga untuk memperbaiki standar kompetisi.

Sedangkan yang kedua adalah Vietnam. Vietnam baru menggunakan teknologi canggih itu sejak 2 tahun yang lalu. Namun penggunaannya hanya untuk laga-laga tertentu.

"Kami menggunakannya di stadion-stadion tertentu," kata Tran Anh Tu, Presiden Persatuan Sepakbola Vietnam VFF.

Kendati Malaysia belum "gol" dalam menggunakan VAR, namun gaungnya sudah bergema berencana menggunakan VAR di Liga Super Malaysia.

Masih bergaung lantaran mereka masih mempertimbangkan biayanya yang cukup besar.

Selain itu wasit di negeri Jiran itu belum sepenuhnya memiliki lisensi FIFA. Dan dari 12 stadion peserta laga kasta tertinggi Malaysia belum semuanya representatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun