Dua puluh tahun sudah berlalu, orang-orang tua di Timor Leste masih mampu menggunakan Bahasa Indonesia hingga kini.
Namun ketika Bahasa Indonesia tidak lagi diajarkan di sana, akibat dari itu banyak remaja dan pemuda Timor Leste yang tidak bisa berbahasa Indonesia.
Konon ada dua orang yang bekerja di sebuah hotel. Ketika ada orang Indonesia yang berkunjung ke sana, dan kedua orang itu diajak ngomong Bahasa Indonesia.
Yang seorang bereaksi dengan Bahasa Indonesia yang terpatah-patah, sedangkan yang satunya lagi bahkan tidak bisa sama sekali.
"Nasib" Bahasa Indonesia ini selain masih dimengerti oleh mereka yang hidup di masa pendudukan Indonesia, juga oleh orang-orang yang bercita-cita melanjutkan kuliah di Indonesia.
Seperti di Bandung, Jakarta, Malang, Yogyakarta, Surabaya, dan sebagainya.
Warga Timor Leste mengerti Bahasa Indonesia selain belajar dari seniornya yang mengalami masa pendudukan, juga dari siaran televisi Indonesia.
Mereka dengan menggunakan parabola atau TV berbayar bahkan lebih senang melihat dan mendengarkan siaran TV Jakarta yang berbahasa Indonesia ketimbang dengan hiburan yang berbahasa Portugis.
Lewat TV Jakarta mereka melihat dan mendengarkan sinetron, berita, maupun lagu-lagu berbahasa Indonesia.
Bagaimana pun bersama bahasa Portugis dan bahasa Tetun, tenyata Bahasa Indonesia masih digunakan dan dipahami.