Tidak banyak yang tahu jika di Filipina ada satu suku yang sangat mirip dengan suku Batak Pulau Sumatera dari 70 suku pribumi lainnya yang ada di Filipina.
Kendati hingga saat ini belum ada kajian ilmiah yang membuktikan adanya kaitan antara salah satu suku di Filipina yang dimaksud dengan Batak Sumatera, namun banyak sekali kesamaan antara keduanya, dari hal fisik, adat istiadat, bahasa, maupun marga yang digunakan.
Seorang penulis kenamaan Filipina yang bernama F. Sionil Jose merasa tertarik kepada perilaku kehidupan suku Batak itu, yang mayoritas mendiami Pulau Palawan.
Dalam bukunya yang berjudul "Sebuah Desa Bernama Poon" sang penulis menggambarkan kehidupan suku Batak itu di masa penjajahan Spanyol dan Amerika di Filipina.
Buku itu menceritakan banyaknya kesamaan dalam berbagai hal antara Batak Filipina dengan Batak Sumatera.
Banyak kata-kata yang diucapkan di Batak Sumatera juga diucapkan dalam artikulasi dan arti yang sama. Seperti sangsang (daging babi), iboto (saudara), among (ayah), inong (ibu), atau mangan (makan).
Selain itu mereka menganut juga sistem marga seperti di Batak Sumatera, bentuk bangunan, cara berpakaian, maupun logat yang diucapkan mereka mirip dengan Batak Sumatera, yang terkenal keras dan ceplas-ceplos.
Dalam adat perkawinan misalnya mempelai pria memberikan mahar kepada mempelai perempuan juga mirip dengan adat yang ada di Batak Sumatera.
Dalam ramuan untuk mengobati penyakit tertentu, juga ada kesamaan dengan yang ada di Batak Filipina.
Jika dilihat dari banyak segi kesamaan itu, diperkirakan dalam satu waktu dulu orang-orang Batak dari Sumatera itu pernah berlayar dan mendiami Kepulauan Palawan, Filipina.
Namun hingga kini belum ada penelitian, kapan, dengan maksud apa, orang-orang Batak Sumatera berkunjung ke Filipina, atau ada kejadian apa?
