Mohon tunggu...
Rudy Tantra
Rudy Tantra Mohon Tunggu... -

Writer. Blogger. Mentor. Executive in IT Company

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Bermodal Relasi

7 Oktober 2013   09:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:53 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Saya baru membaca buku Hermawan Kartajaya, Grow with Character yang unik. Unik, karena sampul depannya punya sub judul The Story, sedangkan sampul belakangnya ada sub judul lain, The Model, dengan posisi terbalik. Jadi bisa dibaca dari depan maupun belakang (dengan posisi buku terbalik tentunya). Kalau saya bandingkan dengan buku Yoris Sebastian, kayaknya lebih kreatif yang ini. Dua buku jadi satu dan bisa dibaca bolak balik. Memang Pak Hermawan seorang marketer sejati yang kreatif dan inovatif!

Sejak dulu saya memang pengagum beliau, bahwa keinginan menulis juga terdorong oleh produktifitas beliau yang dalam kesibukannya sempat menulis berbagai buku yang isinya menurut saya cukup ‘ilmiah’, meskipun ia lebih suka menyebutnya ‘non text book’. Padahal, beberapa bukunya yang ditulis bersama maestro marketing management dunia, Philip Kotler, atau Warren J. Keegan, juga dipakai sebagai pengantar kuliah di beberapa universitas ternama dunia. Padahal juga, seperti yang kita ketahui, Pak Hermawan bukanlah orang yang berasal dari dunia akademis, tetapi beliau adalah praktisi. Karena latar belakang sebagai konsultan, beliau perlu membuat sebuah model marketing untuk menjadi principles dalam konsultasi yang diberikan pada klien-kliennya, yang merupakan perusahaan-perusahaan besar ternama di Indonesia (ah, andaikata beliau mau turun gunung sedikit untuk membantu perusahaan UKM seperti kami, dengan tarif terjangkau, saya percaya, kami juga akan menjadi perusahaan yang besar dan ternama, secara nasional maupun internasional).

Saya baca buku ini mulai dari bagian The Story. Dengan sangat menarik dan apa adanya (karena sang editor membiarkan gaya penulisan asli Pak Hermawan), beliau menceritakan bagaimana awal mulanya ia mendirikan MarkPlus, perusahaan konsultan marketing yang dirintisnya dari nol. Benar-benar nol, karena memang belum ada demand. Sempat tidak laku, akhirnya dengan bantuan mantan bosnya, Putra Sampoerna, ia mendapat kontrak yang membuat MarkPlus bisa hidup selama satu tahun. Bahkan, untuk bertahan, ia tak segan mengambil segala peluang yang ada, termasuk menjadi agen yang menawarkan kartu kredit Citibank, dan menjadi konsultan HRD. Sampai kemudian, perlahan dan terencana dengan baik, setahap demi setahap, MarkPlus go national, dan nama Pak Hermawan pun akhirnya mendunia. Ya, mendunia, karenaoleh The Chartered Institute of Marketing, ia dinobatkan menjadi salah satu dari The 50 Gurus Who Shaped The Future of Marketing, sebuah penghargaan bergengsi, karena hanya ia dan Kenichi Ohmae (yang ia kagumi) saja yang berasal dari Asia yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Poin penting yang saya dapatkan dari isi buku beliau adalah kekuatan relasi. Kekuatan membangun hubungan dengan orang lain, terutama orang-orang yang memiliki kapabilitas dan kompetensi yang diakui dunia. Seperti kata Bambang Syumanjaya dari Family Discovery, “80% keberhasilan dalam hidup seseorang tergantung dari kemampuannya dalam membangun hubungan dengan orang lain, sedangkan keberhasilan membangun hubungan dengan orang lain, 62% nya tergantung dari kemampuan berkomunikasi.”Jelas, Pak Hermawan memenuhi kriteria ini, ia sukses karena berhasil membangun hubungan baik dengan orang-orang, terlebih lagi yang memiliki reputasi dan kredibilitas mengagumkan. Dengan pergaulan luas dan mendunia, otomatis, dalam istilahnya sendiri, ia “naik kelas” menjadi pakar kelas dunia.

Ia berhasil membangun relasi, meskipun kadang dengan penuh kesabaran dan biaya serta pengorbanan tak sedikit, dengan mereka yang diakui dunia, seperti Al Ries (co-author dan pencetus Positioning), dengan Philip Kotler, profesor marketing yang bukunya menjadi pegangan kuliah pemasaran di berbagai belahan dunia, juga dengan Warren J. Keegan, yang profesor dibidang manajemen dan pemasaran internasional. Namun ia juga tidak segan menunjukkan kesederhanaannya, seperti saat ia menggambarkan bagaimana ia menumpang nginap di apartemen temannya di New York, meskipun saat bersamaan ia juga diundang sebagai pembicara tamu di salah satu Universitas di Amerika.

Semua relasiitu ia dapatkan tidak dengan mudah. Ia juga membangun reputasi internasional dengan aktif menjadi anggota dari berbagai asosiasi maupun organisasi sesuai profesinya, baik regional maupun internasional. Dari sejak awal, ia memang menyadari, bahwa pergaulan baik di tingkat nasional, regional maupun internasional pasti akan meningkatkan value dirinya, yang akhirnya juga akan mengangkat citra perusahaan konsultasi miliknya. Bahkan, untuk semakin meningkatkan citra internasionalnya, informasi terakhir menyebutkan bahwa peluncuran buku Marketing 3.0 yang ditulisnya bersama Philip Kotler dilakukan di Dubai.

Lalu? Pelajaran penting yang bisa kita ambil dari pengalaman Pak Hermawan adalah, bagunlah relasi dengan sebaik-baiknya, terutama dengan orang-orang yang kita yakin akan bisa membawa value sesuai dengan tujuan kita. Berfokuslah pada cita-cita kita, dengan bergaul bersama orang-orang di profesi yang sama. Hal ini tidak hanya untuk ditanamkan pada diri kita, tetapi juga untuk anak-anak kita agar lebih banyak bergaul dengan orang-orang berkualitas. Sebab, kepintaran saja tidak akan banyak gunanya kalau tidak diakui dan dikenal oleh orang-orang yang memang memiliki reputasi dan kredibilitas. Dan membangun sikap seperti itu haruslah sejak dini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun