Mohon tunggu...
Rudy Rdian
Rudy Rdian Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kawula alit ingkang peduli nasib negeri.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mulut Ahok Diplintir dan Ahmad Dhani 'Menepuk' Mulut Sendiri

8 November 2016   08:19 Diperbarui: 8 November 2016   08:29 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah hampir 3 minggu, peristiwa pidato Ahok di Kepulauan Seribu yang menyulut emosi dan memerahkan kuping bagi yang isi otaknya kabelnya pendek-pendek. Diawali dengan dihilangkannya kata "pakai" atau "pake" oleh seorang dosen bernama Bun Yani, maka mata airpun berubah menjadi air bah. Okelah kita tidak perlu berdebat di sini karena hal ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian dibawah Kapolri langsung dan perintah Presiden diadakan secara terbuka untuk khalayak ramai.

Dan silakan Ahok berkampanye di situ ke seluruh Indonesia. Karena akan disiarkan secara WAJIB oleh seluruh stasiun TV di Indonesia hehehe..... Buat Pak Hary Tanu yang punya TV, Pak Surya Paloh yang punya TV, Om Barkie yang punya TV juga dan Pak CT juga walaupun Komisaris Bapak agak kecut untuk menyiarkan itu hehehe....silakan disiarkan karena siaran ini akan menjadi siaran pengganti sinetron "Jessica, Kopi dan Si Anida" yg hampir habis masa tayangnya. Rating pasti sampai mentok menjebol angka paling atas. Dan tolong disiarkan penuh yaaa....kalo tidak, ijin siar ga diperpanjang lho hahahaiiii...

Seperti kita tahu, pidato Ahok diplintir dalam penafsirannya, sehingga menjadi multitafsir siapa yang klaim paling benar. Dan dapat saya pastikan bahwa perkataan Mas Nusron Wahid akhirnya terbukti bahwa kita diwajibkan untuk Tabayyun, yaitu tanya pada yang punya mulut apa maksud perkataannya yang multitafsir tersebut. Jika memang tiada maksud untuk melakukan pelecehan, penghinaan, penodaan agama, maka kasus clear. Not Guilty.

Belum kasus selesai, warga dihebohkan lagi dengan kasus Si Ahmad Dani. Ahmad Dani dalam orasinya tgl 4 November 2016 sangat jelas sekali merendahkan seorang presiden....sampai-sampai peserta demo yg waraspun agak terkejut dengan ucapannya itu. Jadi nalar maksud omongan Ahmad Dani langsung masuk otak dan otak menerima negatif. Tanpa multitafsir. Hal ini berbeda dengan kasus Ahok yang multitafsir.

Sehingga apapun "perngelesan" Ahmad Dani itu, menjadikannya tidak akan kepilih jadi wakil bupati Bekasi. Warga Bekasi yang waras dan jernih otaknya tidak akan memilihnya. Karena warga Bekasi cinta Jokowi sebagai presiden mereka. Itu pasti. Dan akhirnya Ahmad Danipun pasti akan menepuk mulut sendiri...kenapa ini mulut kok bisa tanpa sadar berkata seperti itu dan tanpa multitafsir lagi...makjleb, orang langsung tahu maksudnya.

Emang enak kon Dan...awakmu podho wae karo Ahok 11-12. Sama-sama pengagum Gus Dur pencinta Gus Dur lan..... Emberrrrr kabeh cangkeme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun