Hasil penelitian yang dilakukan Agustina Monalisa Tangapo mengungkapkan Ubi Cilembu jika ditanam di luar Cilembu maka hasil dan rasa manisnya berbeda.
Agustina meneliti Ubi Cilembu dalam pengambilan gelar doktor di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, disertasi dengan judul "Dinamika Populasi Bakteri Rhizosfer dan Endofit Pada Budidaya Ubi Jalar Cilembu dan Proses Penyimpanan Pascapanen".
Ubi Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat, menurut Agustina adalah alternatif karbohidrat setelah ubi kayu (singkong), jagung dan padi.
Nilai ekonomi Ubi Cilembu sangat tinggi sehingga pada ke depannya Ubi Cilembu menjadi alternatif tinggi ketika ingin melakukan diversifikasi pangan.
Pada disertasi yang mengambil di atas (Ubi Cilembu), Agustina berhasil menggaet gelar doktornya.
Pernah dengar Ubi Cilembu?
Barangkali pernah dengar atau tidak, karena Ubi itu baru mulai populer di kalangan masyarakat sejak tahun 1990-an.
Ubi Cilembu disebut juga dengan ubi madu karena bila dipanggang ubi itu mengeluarkan cairan lengket gula madu yang manis rasanya.
Jika ubi pada biasanya juga manis, maka Ubi Cilembu ini lebih lengket dengan gula madunya. Rasa itu memberikan tenaga bagi mereka yang mengonsumsinya.
Ubi Cilembu tidak cocok untuk direbus lantaran aroma dan rasa madunya akan berkurang bahkan hilang.
Ubi Cilembu juga tidak cocok untuk digoreng seperti pada ubi biasanya lantaran kandungan gula pada Ubi Cilembu tinggi dan menjadi mudah hangus.