Mohon tunggu...
Rudi Darma
Rudi Darma Mohon Tunggu... Administrasi - pemuda senang berkarya

pemuda yang menjadi dirinya di kampung halaman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kelaziman Baru dan Pembatasan Kita

30 Mei 2020   12:07 Diperbarui: 30 Mei 2020   12:06 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita akan masuk dalam era New Normal, setelah situasi pandemic akibat virus Covid-19 menghantui seluruh dunia termasuk masyarakat Indonesia. Virus yang menyerang hampir lima juta manusia dan menewaskan lebih dari 300 ribu orang dalam rentang waktu singkat. Banyak menyerang para lansia dan punya gizi buruk.

Dalam bahasa Indonesia, padanan kata New Normal adalah kelaziman baru; suatu kondisi yang tidak biasa di masa lalu tapi sekarang menjadi biasa. Semisal memakai masker ketika dalam ruangan, memakai alat pelindung diri seperti kacamata untuk melindungi kemungkinan paparan virus. 

Lalu ada pembatasan jarak fisik, dimana seseorang diharapkan tidak terlalu dekat dengan seseorang lainnya. Bersalaman atau mencium pipi ketika bertemu juga dihindari. Kerumuman juga dihindari agar penularan tidak terjadi secara massif, karena pada beberapa orang yang punya daya imun tinggi, gejala paparan Covid-19 tidak terlihat. Tetapi pada orang yang rentan berdaya imun rendah, paparan covid-19 langsung  nebubjukkan gejala ekstrem.

Saat puasa dan Idul Fitri lalu, langkah-langkah pembatasan ini juga diterapkan. Memang terasa agak aneh bagi orang yang belum biasa memakai masker, atau menanggung rindu dengan sanak saudara di kampung. Tetapi dari beberapa kasus didapat bahwa orang-orang rantau yang pulang kampung ternyata adalah carrier atau pembawa virus yang tidak menunjukkan gejala paparan virus, tapi menulari orang-orang sekitarnya ketika mudik.

Memakai masker, selalu berjarak dan menghindari kerumuman adalah sedikit dari kelaziman baru  di masa New Normal ini. Ini dilakukan karena sampai sekarang vaksin melawan Covid-19 belum ditemukan, sehingga jika pemerintah negara masing-masing terhindar dari gelombang kedua pandemic ini.

New normal, mau tidak mau akan digulikan agar saudara-saudara kita yang selama ini kehilangan pekerjaannya dapat kembali bekerja mencari nafkah bagi anggota keluarganya. Para pedagang akan bisa kembali berjualan dengan menawarkan dagangan mereka di kampung-kampung, atau berjualan di pasar. Bagi yang menjadi petani juga tetap bisa bekerja membajak sawah dan memanen hasil pertaniannya. Begitu juga para pegawai formal yang selama ini bekerja dari rumah.

Begitu juga murid-murid sekolah yang rindu untuk kembali ke bangku sekolah setelah hampir tiga bulan harus belajar di rumah dengan panduan dari guru. Para mahasiswa juga bisa kembali ke kampus dan belajar bersama dosen.

Kita harus selalu optimistis untuk langkah New Normal kali ini, tentu saja berbekal pengalaman saat pembatasan sosial. Kesemuanya itu tentu saja bagi kebaikan semua orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun