Mohon tunggu...
Luh RudiaSari
Luh RudiaSari Mohon Tunggu... MAHASISWI

NIM : 2012061043

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN (Kuliah Kerja Nge-Anggur): Manis Asam Anggur Yang Tersembunyi Di Desa Gerokgak

23 November 2023   11:52 Diperbarui: 23 November 2023   17:49 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi: Ayu Sri Indrawati

Desa Gerokgak merupakan salah satu dari sekian desa yang menjadi pilihan tempat KKN bagi mahasiswa STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Berada dilingkup Kabupaten Buleleng, memiliki luas wilayah yaitu 30,20 km2 dengan tujuh banjar dinas yaitu Taman Sari Mekar, Pucak Sari, Taman Sari, Gerokgak, Palbesi, Batu Agung Pidada dan Batu Agung. Wilayah Desa Gerokgak termasuk wilayah dengan curah hujan yang sedikit dan berdampingan dengan pantai, hal ini tentunya membuat wilayah ini sering dilanda kekeringan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan desa ini untuk mengembangkan potensi wisata desa yang dimilikinya. Beragam lokasi wisata sudah mulai dikembangkan secara bertahap, semisal seperti objek wisata petik anggur yang kini mulai banyak ditekuni oleh masyarakat setempat.

            Salah satu wisata petik anggur yang kini sedang berkembang dan memiliki banyak peminat yaitu wisata petik anggur yang berlokasi di jalan kuburan selatan, Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Lokasi wisata ini sangat strategis berada di pinggir jalan dengan akses masuk yang luas sehingga para wisatawan yang berkunjung mudah untuk menemukannya. Berjarak kurang lebih 15 menit dari kantor camat Gerokgak dan kurang lebih 1 jam perjalanan dari pusat kota Singaraja. Pemilik dari lahan wisata ini berasal dari wilayah Seririt yang menyewa lahan di Desa Gerokgak.

            Mulai ditanam sejak 19 November 2021 dengan luas lahan mencapai 1 hektar, tentunya akan membuat para wisatawan menjadi lebih leluasa untuk menjelajahinya. Tidak hanya ditanami dengan satu jenis anggur saja, di objek wisata ini ditanami sampai empat jenis anggur yang sampai saat ini masih dirahasiakan jenis anggurnya. Meskipun masih dirahasiakan jenisnya, kita dapat mengamati empat jenis anggur tersebut dengan kasat mata. Jenis anggur yang dapat kita lihat di objek wisata ini diantaranya, anggur hitam lonjong, anggur hitam bulat, anggur orange dan anggur merah lonjong.

            Bibit anggur yang ditanam di lahan ini merupakan bibit yang diimpor langsung dari luar negeri dengan harga berkisar kurang lebih 1 juta rupiah. Dengan digunakannnya bibit impor tentunya dalam hal perawatan tidaklah mudah, yang dimana biasanya anggur lokal hanya memerlukan 1 sak pupuk namun pada anggur impor memerlukan 2-3 sak pupuk. Selain itu perawatan lahan anggur impor juga memerlukan perairan yang cukup dan juga pemotongan rumput yang teratur pula. Dalam 1 lahan wisata anggur ini dikelola oleh dua orang yang nantinya akan secara bergiliran menjaga lahan tersebut sesuai dengan waktu yang sudah dtentukan. Selain itu anggur juga tumbuh tidak disegala musim, anggur akan tumbuh baik ketika sudah memasuki musim kemarau. Namun demikian anggur juga dapat tumbuh saat musim hujan tetapi dengan kondisi buah yang akan sedikit membusuk dan tidak sesegar saat tumbuh pada musim kemarau.           

            Sistem objek wisata anggur ini yaitu para wisatawan akan membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) untuk satu orang. Kemudian para wisatawan dapat langsung memetik anggur yang ada didalamnya. Namun saat akan mencicipi anggur para wisatawan akan disuguhkan beberapa buah tester, hal ini dilakukan agar tidak merusak buah anggur yang belum dipetik. Setelah tiga bulan ditutup pasca proses perawatan kembali, kini wisata anggur ini akan kembali dibuka untuk umum pertanggal 20 November 2023 dan akan terus dibuka sampai persediaan anggur yang ada di pohon habis.    

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun