Mohon tunggu...
Ramona Dixci
Ramona Dixci Mohon Tunggu... Mahasiswa STKIP Al Hikmah Surabaya

Saat ini sedang menempuh pendidikan di STKIP Al-Hikmah Surabaya sebagai Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia semester tujuh (7). Seseorang yang suka belajar terutama hal yang terhubung dengan pendidikan, literasi, pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Seorang yang intuitif, pekerja keras, mudah beradaptasi dan kreatif serta cepat tanggap dan gigih.

Selanjutnya

Tutup

Atletik

Aura Farming dari Kuansing : Ketika Tarian di Atas Air Membawa Budaya Riau ke Dunia

15 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 14 Oktober 2025   23:54 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pacu Jalur (Sumber: thejakartapost.com)

Kuansing, Riau --- Dari tepian Sungai Kuantan, lahirlah sebuah gerakan sederhana yang menyihir dunia. Seorang bocah 11 tahun bernama Rayyan Arkan Dikha menari di ujung perahu Pacu Jalur, tubuhnya bergerak mengikuti irama dayung dan sorak penonton. Gerakan itu kemudian viral, dikenal luas dengan nama Aura Farming --- simbol semangat, kepercayaan diri, dan kebanggaan budaya masyarakat Riau.

Fenomena ini bukan sekadar hiburan. Ia adalah kisah tentang bagaimana budaya lokal menembus batas ruang dan waktu melalui media digital.

Pacu Jalur adalah lomba perahu tradisional khas Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, yang telah ada sejak abad ke-17. Dalam perlombaan ini, setiap jalur dikayuh puluhan pendayung, sementara di ujung perahu berdiri seorang penari --- bukan sekadar hiasan, melainkan penjaga keseimbangan dan simbol keberanian.

Tahun ini, Pacu Jalur kembali menyita perhatian publik. Bukan hanya karena atmosfernya yang megah, tapi karena munculnya Dika, bocah yang tanpa sengaja menghidupkan kembali makna budaya lewat gerakannya.
"Kalau menari itu spontan aja, nggak latihan," ujar Dika singkat dalam wawancara dengan media.

Video Dika menyebar di TikTok dan Instagram, ditonton jutaan kali, bahkan diunggah ulang oleh akun-akun luar negeri. Klub sepak bola, atlet, dan kreator konten internasional pun ikut meniru gaya Aura Farming, menjadikannya simbol energi positif khas Indonesia.

Viralnya Aura Farming berdampak besar bagi Kuansing dan masyarakat Riau. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Kuansing, jumlah penonton Pacu Jalur 2025 menembus 1,6 juta orang, termasuk wisatawan mancanegara.

Kehadiran figur internasional seperti Melly Mike, penyanyi asal Amerika Serikat, menjadi bukti bagaimana budaya Riau mampu menembus dunia. Lagu Melly Mike yang berjudul Young, Black & Rich dipakai ribuan kali di video Aura Farming hingga viral di berbagai negara. Ia bahkan secara terbuka menyatakan rasa kagumnya terhadap budaya Pacu Jalur dan berjanji akan tampil langsung di acara kebudayaan lanjutan di Kuansing.

"Saya tidak menyangka lagu saya akan dikaitkan dengan budaya seindah ini. Anak kecil yang menari itu benar-benar punya aura positif," ujar Melly Mike dalam unggahan videonya di Instagram.

Fenomena ini memperlihatkan bagaimana budaya tradisional bisa bersinergi dengan dunia hiburan global. Lagu hip-hop asal Amerika bertemu dengan semangat budaya Melayu di tepian Sungai Kuantan --- perpaduan tak terduga yang memperkuat identitas Indonesia di mata dunia.

Antara Euforia dan Refleksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun