Mohon tunggu...
Riswan Muhammad
Riswan Muhammad Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Coretan Gembel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

4.0 Menghantui Generasi Milenial

13 Oktober 2019   01:29 Diperbarui: 13 Oktober 2019   01:34 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya.

Sebagai penduduk terbesar, tentunya generasi milenial akan berperan besar pada era bonus demografi. Generasi ini yang akan memegang kendali atas roda pembangunan khususnya di bidang perekonomian yang diharapkan akan mampu membawa bangsa Indonesia menuju ke arah pembangunan yang lebih maju dan dinamis. Intinya, generasi milenial adalah modal besar untuk mewujudkan kemandirian bangsa dalam segala aspek. Sebagai modal besar pembangunan suatu bangsa, diharapkan generasi milenial memiliki potensi lebih unggul dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Untuk mengetahui seberapa besar potensi dan kemampuan yang dimiliki generasi milenial Indonesia sebagai bekal penggerak roda pembangunan Indonesia.

Sebagai generasi millennial saya sendiri merasa beban yang harus di tanggung akan lebih besar dan berat di bandingkan generasi sebelumnya karena generasi millennials yang akan lebih merasakan dampak dari lajunya perkembangan teknologi informasi ini.

Peran Generasi Millennials.

Sejalan dengan lajunya perkembangan teknologi informasi atau revolusi industri 4.0 yang telah merubah aktivitas generasi millennials tentunya menjadi perhatian seluruh pihak, bahkan yang merasakan dampak dari 4.0 bukanlah generasi millennial saja akan tetapi generasi sebelumya ikut larut dan terbawa oleh pesatnya perkembangan teknologi infomasi ini.

Seperti yang pernah di utarakan oleh pidato presiden Jokowi ketika menghadiri acara rembuk nasional Pendidikan kebudayaan 2019 Kemendikbud di bojongsari, depok, jawa barat, selasa  (12/2/2019), bahwa "guru guru harus belajar bahasa coding. Karena sudah zamannya revolusi industri 4.0. guru harus mengerti AI, Robotic, Virtual reality, dan sebagainya . Guru SMK harus di-upgrade keahliannya,".

Lantas. apa yang harus di lakukan generasi millennials untuk dapat menghadapi lajunya teknologi informasi yang tidak dapat di bending lagi ?

Dalam pidatonya. jusuf kalla pernah menyapaikan bahwa untuk menghadapi 4.0 diperlukan perkembangan sumber daya manusia yang baik.

Revolusi industri 4.0 menurut JK ditandai dengan adanya automasi yang disebabkan fenomena mahalnya tenaga kerja. Di saat yang sama ekonomi juga menuntut persaingan bagi mereka yang dapat memiliki ciri mudah, cepat, dan murah.

Pada akhirnya, masyarakat menghadapi adanya perubahan akibat teknologi yang menggeser sejumlah hal. Seperti misalnya teknologi automasi yang dapat menggantikan tenaga kerja, perubahan cara berkomunikasi menjadi telepon genggam, hingga cara bertransaksi yang kini berbasis pada saku seperti uang elektronik. 

Oleh karena itu, JK mengingatkan pentingnya menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan pengembangan SDM terutama pada keahlian yang diperlukan. Karena itu, pemerintah ingin mengembangkan baik SDM dan teknologi secara bersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun