Mohon tunggu...
Riswan Muhammad
Riswan Muhammad Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Coretan Gembel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

4.0 Menghantui Generasi Milenial

13 Oktober 2019   01:29 Diperbarui: 13 Oktober 2019   01:34 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Revolusi Industri 4.0 kali ini banyak di perbincangkan dari pelbagai khalayak di seluruh penjuru negeri, sebagai negara maritim Indonesia yang berada pada posisi strategis juga tidak terlepas dari pengaruh akan dampak dari perkembangan teknologi dan informasi ini.

Revousi industri 4.0 bukan lagi menjadi hal yang tabu untuk di diskusikan bersama di kalangan intelektual dan masyarakat umum karena semakin pesatnnya perkembangan teknologi informasi akan mengubah cara orang dalam bekerja dan melakukan aktivitas,

Sudah tentunya perkembangan revolusi industri ini tidak langsung sampai pada revolusi industri 4.0 akan tetapi adanya perkembangan revolusi industri dari 1.0 dahulu. 

Seperti dikutip dari Line Today, revolusi industri adalah perubahan besar terhadap cara manusia dalam mengolah sumber daya dan memproduksi barang. Revolusi industri merupakan fenomena yang terjadi antara 1750 -- 1850. Saat itu, terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Perubahan tersebut ikut berdampak pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.

Perkembangan revolusi industri 

Perkembangan revolusi industri 1.0 tentunya di mulai oleh penemuan mesin uap oleh james watt pada abad ke 18, di mana mesin uap pada waktu itu di gunakan untuk proses produksi suatu barang dan jasa, bermula dari pemakaian mesin uap pertama di inggris yang di gunakan sebagai peningkatan produktivitas industri tekstil yang lebih terampil,

Pada perkembangan revolusi industri yang kedua yaitu 2.0 yang di tandai dengan penemuan mesin bertenaga listrik, di mulai dari penemuan mesin uap yang menggantikan otot kemudian di gantikan dengan tenaga listrik, penemuan ini di mulai pada akhir abad 19 dan di awal abad ke 20, pada perkembangan revolusi industri telah mengubah wajah dunia secara signifikan yang di tandai dengan kemunculan pesawat terbang, mobil dan telepon.

Kemudian di susul dengan perkembangan revolusi industri 3.0 yang muncul pada akhir abad ke 20. Jika revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga ini dipicu oleh mesin yang dapat bergerak dan berpikir secara otomatis, yaitu komputer dan robot.

Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era perang dunia II sebagai mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman adalah komputer bernama Colossus. Namun, kemajuan teknologi komputer berkembang luar biasa pesat setelah perang dunia kedua selesai. Penemuan semikonduktor, transistor, dan kemudian integrated chip (IC) membuat ukuran komputer semakin kecil, listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, serta kemampuan berhitungnya semakin canggih. Mengecilnya ukuran membuat komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Komputer pun mulai menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi.

Tibalah kita pada revolusi industri 4.0 yang berkembang pada abad ke 21 ini telah mengubah polarisasi secara sepenuhnya, Pada industri 4.0 ini teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), cloud computing, dan cognitive computing. Artificial Intelligence (AI), Unmanned Vehicles (UAV), Mobile Technology (5G), Shared Platform, Block Chain, Robotics dan Bio-Technology.

Millennials generatiaon 

Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya.

Sebagai penduduk terbesar, tentunya generasi milenial akan berperan besar pada era bonus demografi. Generasi ini yang akan memegang kendali atas roda pembangunan khususnya di bidang perekonomian yang diharapkan akan mampu membawa bangsa Indonesia menuju ke arah pembangunan yang lebih maju dan dinamis. Intinya, generasi milenial adalah modal besar untuk mewujudkan kemandirian bangsa dalam segala aspek. Sebagai modal besar pembangunan suatu bangsa, diharapkan generasi milenial memiliki potensi lebih unggul dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Untuk mengetahui seberapa besar potensi dan kemampuan yang dimiliki generasi milenial Indonesia sebagai bekal penggerak roda pembangunan Indonesia.

Sebagai generasi millennial saya sendiri merasa beban yang harus di tanggung akan lebih besar dan berat di bandingkan generasi sebelumnya karena generasi millennials yang akan lebih merasakan dampak dari lajunya perkembangan teknologi informasi ini.

Peran Generasi Millennials.

Sejalan dengan lajunya perkembangan teknologi informasi atau revolusi industri 4.0 yang telah merubah aktivitas generasi millennials tentunya menjadi perhatian seluruh pihak, bahkan yang merasakan dampak dari 4.0 bukanlah generasi millennial saja akan tetapi generasi sebelumya ikut larut dan terbawa oleh pesatnya perkembangan teknologi infomasi ini.

Seperti yang pernah di utarakan oleh pidato presiden Jokowi ketika menghadiri acara rembuk nasional Pendidikan kebudayaan 2019 Kemendikbud di bojongsari, depok, jawa barat, selasa  (12/2/2019), bahwa "guru guru harus belajar bahasa coding. Karena sudah zamannya revolusi industri 4.0. guru harus mengerti AI, Robotic, Virtual reality, dan sebagainya . Guru SMK harus di-upgrade keahliannya,".

Lantas. apa yang harus di lakukan generasi millennials untuk dapat menghadapi lajunya teknologi informasi yang tidak dapat di bending lagi ?

Dalam pidatonya. jusuf kalla pernah menyapaikan bahwa untuk menghadapi 4.0 diperlukan perkembangan sumber daya manusia yang baik.

Revolusi industri 4.0 menurut JK ditandai dengan adanya automasi yang disebabkan fenomena mahalnya tenaga kerja. Di saat yang sama ekonomi juga menuntut persaingan bagi mereka yang dapat memiliki ciri mudah, cepat, dan murah.

Pada akhirnya, masyarakat menghadapi adanya perubahan akibat teknologi yang menggeser sejumlah hal. Seperti misalnya teknologi automasi yang dapat menggantikan tenaga kerja, perubahan cara berkomunikasi menjadi telepon genggam, hingga cara bertransaksi yang kini berbasis pada saku seperti uang elektronik. 

Oleh karena itu, JK mengingatkan pentingnya menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan pengembangan SDM terutama pada keahlian yang diperlukan. Karena itu, pemerintah ingin mengembangkan baik SDM dan teknologi secara bersamaan.

Revolusi 4.0 akan berdampak pada bertambahnya jumlah pengannguran yang kian meluas karna pekerjaan yang sebeumnya di lakukan oleh manusia telah di automasi dan di ganti dengan teknologi dan robot, otomatis maka  seperti yang di katakan dalam analisis Ken Schoolland dalam bukunya " Petualangan Jonathan Gullible Sebuah Odisei Pasar Bebas " bahwa kreativitas manusia dapat membunuh manusia yang lain".

Ken mencoba menjelaskan bahwa perkembangan teknologi informasi hanya akan merebut hak sebagian orang untuk bekerja karna segalanya mampu di laksanakan oleh mesih dan robot.

Dalam hemat pikir penulis yang kiranya tergolong sebagai generasi millennials, harus ikut memikirkan bagaimana generasi millennials mengahadapi hal ini, tentunya LITERASI kemudian mengambil peran penting di sini karena dengan munculnya berbagai komunitas lliterasi di Indonesia adalah jawaban atas keresahan pemerintah dalam hal pengembangan SDM, akan tetapi hal ini kurang di sadari oleh pemerintah sebagai langkah awal menuju terobosan terobosan baru lainnya, jangan heran ketika hari ini generasi millennials dapat penulis katakan sebagai Generasi Tik-Tokers dan Generasi Gammers yang akan kalah dalam persaingan,

Tentunya Ruang Ruang Pendidikan pun memegang peran penting untuk mendidik karakter anak bangsa hari ini, lewat Pendidikan moral.

Sekian apa yang penulis utarakan kiranya dapat di jadikan bahas pertimbangan dan dialektika teman teman yang lain apabila ada solusi sebagai generasi millennials juga.

Terima kasih

Cak Ris

Daftar bacaan: 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun