Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Akhirnya Mereka Berpaling Kembali pada Tuhan

30 Desember 2014   21:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:09 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jagat Raya. Photo: http://fc05.deviantart.net/

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Jagat Raya. Photo: http://fc05.deviantart.net/"][/caption]

Pada tahun 1966 majalah ternama TIME menampilkan cover story yang cukup menghebohkan.Bagaimana tidak, judul cover story tersebut adalah “Apakah Tuhan sudah Mati?”

Artikel tersebut pada intinya menyajikan fakta-fakta tentang kesombongan para ilmuwan yang dengan segala teori dan prediksinya menyimpulkan bahwa suatu saat nanti mereka dapat menjelaskan proses penciptaan alam semesta termasuk awal dari kehidupan.

Ironisnya segala kesombongan itu di penghujung tahun ini sirna karena semakin banyak teori dan penemuan yang mereka hasilkan, semakin banyak pula hal-hal baru yang mereka tidak ketahui sekaligus menjadi misteri.

Keraguan itu muncul ketika majalah TIME kembali mengangkat cerita penemuan astonom ternama Carl Sagan yang mengemukakan bahwa ada dua kriteria utama untuk menduga adanya kehidupan di jagat raya ini, yaitu kepastian tentang jumlahbintang dan jarak suatu planet ke bintang tersebut.

Saat ini para ahli astrofisika berasumsi bahwa jumlah planet di jagat raya ini adalah sebanyak 1 octillion (1.000.000.000.000.000.000.000.000, angka satu dengan jumlah nol sebanyak 24 buah).Dari jumlah tersebut diprediksi ada sebanyak 1 septillion (1.000.000.000.000.000.000.000, angka satu dengan nol sebanyak 21 buah) yang dapat mendukung adanya kehidupan. Dengan jumlah yang hampir tidak terbayangkan ini, maka sangat mustahil para ilmuwan dapat menjelaskan apa yang terjadi di alam semesta ini.

Sejarah mencatat, bahwa sejak tahun 1960 berbagai proyek pencarian kehidupan lain selain di bumi menjamur termasuk di dalamnya berbagai upaya untuk dapat berkomunikasi dengan mahluk dari luar angkasa.

[caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="Keberadaan alien sampai sekarang belum ada bukti nyata. Photo: http://static.guim.co.uk/"]

Keberadaan alien sampai sekarang belum ada bukti nyata. Photo: http://static.guim.co.uk/
Keberadaan alien sampai sekarang belum ada bukti nyata. Photo: http://static.guim.co.uk/
[/caption]

Akhirnya pada tahun 1993 setelah mengeluarkan dana yang sangat besar, US Congress menghentikan pendanaan untuk SETI Research Institute yang bergelut dalam bidang yang diuraikan di atas.

Walaupun sampai sekarang proyek pencarian kehiduapan selain di bumi masih dilanjutkan oleh pihak swasta, sampai detik ini belum satupun ditemukan bukti nyata akan adanya kehidupan selain di bumi.Hal ini berarti bahwa walaupun mereka yakin ada kehidupan lain, tapi mereka belum dapat menjangkaunya.

Bahkan mantan pakar ternama SETI pun, yaitu Peter Schenkel punmenulis dalam papernya yang berjudul “a skeptical inquirer” bahwa harapan untuk mencari kehidupan di planet lain itu lebih sebagai euphoria yang berlebihan.

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Peralatan canggih observatorium Arecibo  untuk mendetekti alam semesta. Photo: http://upload.wikimedia.org/"]

Peralatan canggih untukmendetekti alam semesta. Photo: http://upload.wikimedia.org/
Peralatan canggih untukmendetekti alam semesta. Photo: http://upload.wikimedia.org/
[/caption]

Para ilmuwan sepakat bahwa paling tidak ada 200 parameter yang harus dipenuhi oleh suatu planet untuk mendukung adanya kehidupan dan sampai saat ini belum ada satupun dari lautan planet yang ditemukan yang memenuhi kriteria tersebut. Artinya segala keraturan alam semesta ini tidak mungkin terjadi secara acak, pasti ada kekuatan besar yang mengaturnya.

Para ahli astrofisika menteorikan bahwa 1 per sejuta detik setelah terjadinya big bang ada 4 kekuatan besar yang secara dimultan bekerjayaitu gravitasi, elektromaknetik dan kekuataninti “kuat” dan “lemah” .Kejadian ini tentunya tidak mungkin terjadi secara acak.

Prof. John Lennox dari Oxford menyatakan “….makin banyak yang kita ketahui tentang alam semesta ini, makin menguatkan hipotesis bahwa ada kekuatan besar yang mengatur alam semesta ini yang tidak dapat dijelaskan oleh manusia…”

Tidak pelak lagi alam semesta beserta misteri di dalamnya adalah keajaiban di atas segala keajaiban.Gemerlap cahaya bintang-bintang di jagat raya membuat para ilmuwan berpaling kembali kepada Tuhan setelah sesaat terlena dengan kesombongannya.

Sumber : The Wall Street Journal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun