Ada yang ironis ketika Amerika dan sekutunya mati matian mempertahankan Taiwan dengan dalih menjunjung demokrasi ternyata satu demi satu negara di kawasan Amerika latin dan pasifik  memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Taiwan dan mengambil kebijakan mengakui One China.
Beberapa bulan lalu Amerika bahkan menyatakan akan mempertahankan Taiwan jika Tiongkok menyerang dan menginvasi Taiwan.
Ketegangan di kawasan ini memang semakin meningkat ketika Tiongkok mulai mengerahkan kekuatan militernya dan melakukan latihan pendaratan dan penyerangan di wilayah pinggiran yang berdekatan dengan Taiwan.
Di satu pihak Tiongkok menegaskan kembali bahwa Taiwan adalah provinsi dari Tiongkok daratan yang memisahkan diri, sedangkan Taiwan menyatakan bahwa negaranya adalah sengara otonomi terlepas dari Tiongkok.
Politik luar negeri Taiwan yang memilih untuk melakukan aliansi dengan Amerika dan negara barat yang kini tengah bersengketa secara politik dengan Tiongkok memang dapat dimaklumi karena sikap ini merupakan satu satunya pilihan untuk mendapatkan perlindungan.
Sudah menjadi rahasia umum semua peralatan militer Taiwan dipasok oleh Amerika dan sekutunya sebagai bagian dari upaya membendung kekuatan Tiongkok.
Bagaimana duduk persoalannya?
Untuk memahami ketegangan kedua negara ini ada baiknya kita menengok  sejarah sebentar.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa penghuni pertama pulau Taiwan diperkirakan adalah kelompok Austronesia yang akhirnya menetap dan dikenal sebagai nenek moyang penghuni  kawasan Tiongkok Selatan
Keberadaan pulau Taiwan ini mulai tercatat dalam sejarah Tiongkok di tahun 239 AD, kerika kekaisaran Tiongkok yang berkuasa saat itu mengirimkan penjelajahnya ke pulau  ini.