Honour killing merupakan pembunuhan dengan dalih membela kehormatan baik individu maupun keluarga memang menjadi permasalahan tersendiri dan telah menjadi sorotan dunia.
Data yang dikeluarkan oleh Human Right Watch Pakistan setiap tahunnya ada sekitar 1.000 orang yang sebagian besar korbannya adalah wanita menjadi korban praktik pembunuhan yang seolah telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat terutama di wilayah pedesaan.
Alasan pembunuhan ini bervariasi mulai dari munculnya video yang dianggap kurang pantas yang tersebar di masyarakat yang dilakukan remaja perempuan; mencemarkan martabat keluarga suami, pertemanan bukan sejenis dengan tetangga, tidak menjaga kepatutan cara berpakaian sebagai wanita di depan umum dll nya.
Apa yang sebenarnya menjadi alasan dilakukannya honour killing ini memang hampir semuanya tidak dapat terungkap dengan jelas walaupun sudah sampai di pengadilan sekalipun karena masyarakat menganggap bahwa hal ini merupakan kewajaran.
Satu hal yang pasti adalah wanita menjadi korban honour killing ini dan selalu menjadi pihak yang dipersalahkan dan gampang sekali dilupakan.
Salah satu penggiat pelindung korban pemerkosaan yang kini memiliki rumah perlindungan bagi korban pemerkosaan mencerikan peristiwa tragis yang menimpa dirinya.
Dia diperkosa oleh 18 orang namun sampai saat ini tidak ada penyelesaian hukumnya. Pemerkosa masih dapat menikmati hidupnya dengan bebas, sebaliknya dirinya setelah diperkosa dikucilkan dari keluarga karena dianggap memberi aib bagi keluarga karena dianggap tidak dapat menjaga diri.
Dengan pengalamannya yang sangat pahit itulah wanita tersebut bertekad untuk melakukan tindakan sendiri untuk membantu para korban pemerkosaan yang dibuang oleh keluarganya untuk dipulihkan.
Sejak umur 13 tahun Qandeel Baloch sudah dinikahkan oleh keluarganya karena memang usia nikah di desa tersebut umumnya 13-15 tahun.