Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cherry Picking, Pengaburan Logika dan Hoax

18 Juni 2021   11:26 Diperbarui: 18 Juni 2021   16:37 2053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cherry picking: businesstoday.in/Tripti Kedia

Di dalam dunia ilmiah cherry picking ini juga banyak terjadi dan banyak digunakan oleh ilmuwan tertentu sebagai bentuk penyangkalan sains, seperti misalnya penolakan terkait adanya fakta perubahan iklim, teori evolusi oleh kelompok kreasionis, penolakan fakta efek negatif dari rokok dan perokok pasif.

Contoh lain yang menarik terkait dengan cherry picking ini adalah ketika Presiden Trump masih menjabat dan mengklaim bahwa Amerika melakukannya langkah yang sangat-sangat baik dalam pertempuran melawan Covid-19 karena tingkat kematian akibat virus ini  tersebut menurun.

Hal Ini dilakukan dengan sengaja untuk mendukung agendanya untuk "membuka" kembali Amerika demi menyelamatkan perekonomiannya yang terpuruk di era pandemi. Pernyataan ini diluncurkan dengan mengabaikan fakta bahwa hampir setiap hari orang yang dites positif virus SARS-CoV-2 terus bertambah.

Jadi dalam hal ini bukannya perkataan yang dilontarkan Trump salah,  namun yang dilakukannya adalah cherry picking dengan sengaja tidak memberikan gambaran yang utuh terkait apa yang sebenarnya terjadi terkait Covid-19 ini.

Kita tentunya sering sekali menemukan informasi yang berserakan di dunia maya yang sengaja disebarkan oleh pihak pihak tertentu terkait dengan pernyataan tokoh ataupun orang tertentu yang dikutip sebagian secara sengaja untuk mendukung posisi dan pendapatnya sekaligus membesar besarkan kesalahan orang yang bertentangan dengan pendapat pribadi dan kelompoknya.

Dalam hal ini bagian pernyataan seutuhnya dari pendapat orang ataupun tokoh yang dikutipnya tersebut dipilih sesuai dengan yang diinginkan dengan mengabaikan fakta secara keseluruhan yang tentunya berbeda dengan potongan ucapan yang sengaja dipilihnya.

Jadi sebenarnya cherry picking jika ditinjau dari validitas datanya bisa saja benar namun digunakan untuk konteks yang tidak tepat.

Informasi yang disebarkan melalui cherry picking ini biasanya menyebar dengan cepat dan meluas karena umumnya orang yang menerima informasi tersebut tidak lagi melakukan pengecekan ulang akan kebenaran informasi yang diterimanya.

Hal yang lebih parah lagi informasi yang biasanya kontroversial ini disebarkan lagi kepada koleganya tanpa pikir panjang sehingga menyebar dengan luas kepada kelompok target yang diinginkan.

Dalam keseharian kita secara sadar atau tidak kita dibanjiri informasi yang tergolong cherry picking misalnya yang terkait dengan keamanan penggunaan peralatan yang terbuat dari plastik, bahan kosmetik, obat-obatan, pestisida, organisme hasil rekayasa genetika, ponsel, oven microwave, air minum, ilmu iklim, dan pemakaian masker, dll.

Kita dapat dengan mudah mendeteksi penyebaran informasi cherry picking ini di era pandemi misalnya  terkait informasi bahwa vaksin diciptakan untuk memperpendek umur manusia, didalam vaksin mengandung logam dan racun, vaksin tidak halal, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun