Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pandemi Korona dan Kedaulatan Pangan

27 April 2020   06:11 Diperbarui: 27 April 2020   06:14 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat inipun produk produk pertanian yang dihasilkan oleh negara produsen pangan  seperti misalnya susu segar terpaksa harus harus dibuang karena terputusnya rantai supplai pangan dunia, dimana sekspor impor tidak lagi dapat berjalan seperti biasanya.

Lockdown yang diterapkan oleh banyak negara dunia dalam upaya memutus rantai penyebaran pandemi virus korona ini telah berdampak  memperlambat  geliat ekonomi dunia termaasuk ketersediaan pangan.

Negara negara yang berpenduduk besar yang umumnya masuk kategori negara sedang berkembang akan terdampak besar dan dikhawatirkan akan berubah menjadi masalah baru yaitu kelaparan karena minimnya ketersediaan pangannya.

Indonesia tentunya termasuk di dalamnya walaupun sampai saat ini kondisi stop pangannya masih dalam kategori aman.  Namun dengan prediksi bahwa pandemi korona ini belum akan berakhir dalam waktu dekat, maka kedaultan pangan Indonesia diprediksi juga akan terganggu, karena Indonesia tercatat mengimpor berbagai kebituhan pangan vitalnya dari negara lain yang kini juga sedang menahan stok pangannya untuk kebutuhan dalam negerinya.

Tidak pelak lagi lockdown yang dilakukan oleh sebagian besar negara dunia berdampak siknifikan pada ketersediaan air bersih, tidak adanya pendapatan lagi bagi pekerja harian yang terhenti pekerjaannya, produk pertanian yang membusuk akibat tidak dapat terjual karena terganggunya  suplai rantai pangan.

Negara negara yang selama ini tidak mampu memberikan proteksi dan subsidi besar pada petani skala kecilnya akan mengalami resiko kekurangan pangan di tengah tengah pandemi ini karena lini depan pertanian sebagai ujung tombak produksi pangan akan terganggu dan bukan tidak mungkin terhenti.

Berhentinya geliat petani skala kecil ini akan menimbulkan masalah tersendiri karena pertani  skala kecil yang selama ini menjadi produsen pangan kini berubah menjadi konsumen yang kebutuhan pangannya tidak lagi dapat dijamin.

Nelayan dan petani skala kecil  kini sudah mulai kesulitan menjual prouduknya.  Terganggunya rantai suplai pangan di grassroot ini di berbagai negara di dunia diprediksi dalam jangka panjang akan mengganggu kedautan pangan.

Artinya dalam kondisi dimana negara tidak mempersipakan dengan baik suplai pangan untuk penduduknya maka kebutuhan pangannya tidak lagi berdaulat karena kebutuhan pangannya sudah  tergantung pada negara lain.

Sejarah mencatat bahwa keaultan pangan suatu negara sangat vital dan sangat erat hubungannya dengan situasi politik dalam negeri suatu  negara.  Di negara dimana tidak dapat lagi dijamin ketersediaan pangan nya maka diprediksi situasi politiknya akan bergejolak dan akan mengalami efek domino yang merambat ke sektor lainnya.

Tidak pelak lagi pandemi virus korona ini telah memberikan dampak signifikan tidak saja pada sektor kesehatan tapi sudah berdampak pada kedaulatan pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun