Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Samakah Social Distancing dengan Self Isolation?

21 Maret 2020   14:26 Diperbarui: 21 Maret 2020   14:42 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Daily telegraph

Pandemi virus korona memang telah menggemparkan dunia karena tidak ada satu negara pun sebelum virus ini merebak dapat memprediksi, mengansitipasi dan menangani kecepatan penyebaran virus ini dan juga dampaknya termasuk kematiaan.

Beberapa tanun lalu, dunia memang pernah mengalami wabah serupa, sebut saja flu burung, flu babi dan flu unta yang juga sempat menghebohkan dunia, namun kepanikan yang disebabkan tidaklah sedasyat virus korona ini.

Ada dua istilah yang sering kita dengan akhir akhir ini, yaitu Social Distancing dan Self isolation yang ditujukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini.  Kedua tindakan ini dainggap cukup efektif karena virus korona ini memang utamanya disebarkan melalui droplet asalh saluran pernafasan  ketika penderita jika bersin dan batuk batuk.

Self distancing merupakan tindakan yang dilakukan seperti misalnya bekerja di rumah, melakukan perjalanan atau keluar rumah jika ada perlu saja, menghindari tempat umum yang banyak kerumunan, menghindari angkutan umum, menghindari perjalanan  ke luar kota termasuk keluar negeri, mengindari acara yang melibatkan orang banyak seperti rapat dan seminar, membatasi kunjungan tamu.

Self distancing juga merupakan tindakan untuk menaja diri  pada jarak yang aman (dianjurkan sekitar 2 meter)  dengan orang lain jika harus terpaksa keluar rumah dan bertemu dengan orang.

Kunci keberhasilan social distancing dalam memutus rantai penyebaran virus korona ini  adalah kerjasama semua orang. Artinya social distancing yang dilakukan  tidak secara komunal tidak akan efektif.

Memang sangat miris jika kita melihat pemberitaan di media elektronik dan media masa ketika pemerintah tengah gencar gencarnya meenghimbau untuk melakukan social distancing, justru ada sekelompok orang yang mengadakan acara yang mengumpulkan masa dalam jumlah besar.

Pada intinya social distancing ini adalah tindakan untuk menghindari interaksi dengan orang lain selama melakukan kegiatan sehari harinya. Dengan cara ini diharapkan penyebaran virus korona ini dapat dikurangi dan juga peluang orang untuk tertular virus korona ini dapat diperkecil.

Tindakan social distancing  sangat dianjurkan terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan atau high risk seperti misalnya orang yang sudah berumur terutama usianya lebih dari 70 tahun, orang yang menderita masalah kesehatan yang cukup lama seperti penderita penyakit paru paru, penderita gangguan imunitas, penderita jantung, diabetes, ginjal dan juga wanita hamil.

Selain social distancing, istilah yang juga banyak digunakan akhir akhir ini adalah self isolation.  Jadi apa sebenarnya bedanya dengan social distancing?

Seperti yang disebutkan diatas, bahwa kefektifan social distancing sangat ditentukan oleh masyarakat, artinya jika ingin social distancing efektif, maka semua orang harus melakukannya tanpa terkuali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun