Pemilu Israel baru saja usai, namun harapan bahwa lanjutan pemilu Israel setelah sebelumnya kemenangan tipis Netanyahu yang tidak berhasil membentuk pemerintahan ternyata tidak juga menyelesaikan masalah perpolitikan di Israel. Â Harapan Netanyahu bahwa di pemilu lanjutan ini berhasil menambah kursi ternyata kandas.
Tanda tanda kegagalan Netanyahu meningkatkan kemenangannya di pemilu kanjutan ini memang sudah tampak, ketika di hari akhir ahir kampanye Netanyahu mengeluarkan jurus pamungkas untuk menarik simpati berupa kebijakan aneksasi wilayah Palestina menjadi bagian dari Israel dengan alasan memperkuat keamanan Israel.
Pada pemilu lanjutan yang baru saja usai hasil exit poll dan jumlah  suara terhitung mencapai 60%  menunjukkan bahwa baik Netanyahu maupun lawannya Benny Gantz sama sama meraih 32 kursi.  Sementara partai partai kecil ternyata berhasil meningkatkan jumlah kursinya yaitu mencapai total 12 kursi.
Dengan hasil pemilu lanjutan ini kedua partai utama pimpinan Netanyahu dan Benny Gantz diprediksi gagal dalam memenangkan mayoritas di parlemen yang sekaligus berarti bahwa untuk membentuk pemerintahan mereka harus membentuk koalisi.
Hasil pemilu lanjutan ini tentunya merupakan pukulan sekaligus kekalahan Netanyahu dengan partai Likud nya karena kehilangan beberapa kursi jika dibandingkan dengan hasil pemilu sebelumnya.
Gamang
Jika tren perhitungan suara ini tidak berubah secara drastis, maka diperkirakan pemilu lanjutan ini merupakan akhir dari kejayaan Netanyahu yang tercatat sebagai Perdana Mentri Israel terlama yang pernah memerintah Israel.
Hasil ini sekaligus mencerminkan kejenuhan  masyarakat akan pemerintahan Netanyahu.  Bahkan kebijakan pemindahan kantor kedutaan asing ke Jerusalem dan deklarasi Jerusdalem sebagai ibukota Israel yang didukung penuh Amerika dan beberapa sekutunya tidak berhasil mendapat simpati rakyatnya.
Bahkan isu aneksasi sekalipun juga gagal sebagai jurus pamungkas Netanyahu, karena pembangunan pemukiman di wilayah mendudukan justru menjadi isu internasional yang banyak ditentang disamping tentunya isu keamanan warga Yahudi di wilayah mendudukan.
Kebijakan rasis dan menebar ketakutan yang diterapkan oleh Netanyahu ternyata tidak berhasil menarik simpati rakyat Israel.