Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menganalisis Statistik Brexit

25 Juni 2016   05:55 Diperbarui: 29 Juni 2016   14:03 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil brexit menguncang dunia. Sumber: eubulletin.com

Perdana Menteri Inggris korban pertama Brexit. Photo: cdn2.spectator.co.uk
Perdana Menteri Inggris korban pertama Brexit. Photo: cdn2.spectator.co.uk
Hal ini jelas sekali tercermin dari statistik kelompok umur peta referandum ini di mana peserta referendum yang berusia 45 tahun ke bawah kebanyakan memilih untuk tetap bersama Uni Eropa, sedangkan kelompok usia di atas 45 tahun kebanyakan memilih keluar.

Peta refeandum berdadarkan kelompok umur. Sumber: images.indianexpress.com
Peta refeandum berdadarkan kelompok umur. Sumber: images.indianexpress.com
Angka ini berarti kelompok usia di atas 45 tahun telah mengalami dua masa, yaitu sebelum dan sesudah bergabung dengan Uni Eropa dan merasakan bahwa di luar uni Eropa Inggris lebih baik. Hal ini tercermin dari hasil wawancara warga kelompok umur ini yang memilih untuk keluar dari Uni Eropa. Mereka mengatakan sudah waktunya Inggris mengembalikan kejayaan Inggris yang selama ini terbawa ke bawah akibat bergabungnya dengan Uni Eropa.

Ketergantungan Inggris pada import. Sumber: economics.rabobank.com
Ketergantungan Inggris pada import. Sumber: economics.rabobank.com
Kekuatan Inggris dalam hal keamanan dan ekonomi serta politik membuat banyak pakar yang memprediksi keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa ini akan berdampak sementara dan membuat Inggris lebih kuat karena terhindar dari gunjang-ganjing masalah politik, masalah ekonomi dan masalah pengungsi yang sedang menghantui Uni Eropa.

Skenario dampak Bexit bagi Inggirs GDP tahun 2030. Sumber: economics.rabobank.com
Skenario dampak Bexit bagi Inggirs GDP tahun 2030. Sumber: economics.rabobank.com
Menurunnya nilai mata uang sebesar 10 % saat ini dianggap justru merupakan kekuatan ekonomi Inggris karena akan menguatkan sektor ekspor Inggris dalam pasar internasional. Namun ada hal yang juga menghantui Inggris karena ternyata jika data satistik dipilah, maka akan terlihat jelas Skonlandia dan Irlandia memilih untuk tetap di Uni Eropa. Hal ini menimbulkan spekulasi, ke depan Skotlandia dan Irlandia akan kembali melakukan referendum untuk merdeka dari Inggris.

Peta referendum dapat membuat Inggirs terbelah. Sumber: cdn.images.express.co.uk
Peta referendum dapat membuat Inggirs terbelah. Sumber: cdn.images.express.co.uk
Banyak rakyat Inggris yang juga terkejut atas hasil referendum ini karena kebanyakan mereka tidak menyangka keputusan rakyat Inggris keluar dari Uni Eropa ini. Kebanyakan generasi muda yang diwawancarai menunjukkan kekhawatirannya akan ketidakpastian masa depan Inggris.

Memang tidak dapat memprediksi secara pasti dalam jangka panjang pengaruh keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Namun yang jelas guncangnya politik dan ekonomi akibat keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa menunjukkan peta pentingnya Inggris sebagai salah satu penentu situasi politik, ekonomi dan keamanan dunia. Bahkan Amerika sebagai salah satu negara adidaya dunia saat ini sedang gelisah menunggu perkembangan lebih lanjut dari akibat keputusan Inggris ini.

Hasil akhir brexit yang menentukan keluarnya Inggris dari EU. Sumber:timesofislamabad.com
Hasil akhir brexit yang menentukan keluarnya Inggris dari EU. Sumber:timesofislamabad.com
Terlepas dari gunjang-ganjingnya hasil brexit ini, ada hal yang perlu dipelajari kita semua bahwa perbedaan tipis hasil brexit (52:48 %) ini yang perbedaannya hanya menyangkut sekitar 1,3 juta suara tidak menimbulkan gejolak politik dalam negeri. Begitu hasil referendum keluar rakyat Inggris dapat menerima hasil tersebut baik dari kelompok maupun pro-Uni Eropa.

Masalah besar yang menyangkut masa depan bangsa Inggris dapat diselesaikan dengan proses demokrasi tanpa adanya gejolak yang berarti dan perang saudara. Kedewasaan politik dan berdemokrasi inilah yang patut kita pelajari untuk membangun masa depan bangsa kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun