Mohon tunggu...
roy simanjuntak
roy simanjuntak Mohon Tunggu... Konsultan

Hidup penuh semangat pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Menghidupkan Pangan Lokal Bersama Makan Bergizi Gratis (MBG )

3 Oktober 2025   13:12 Diperbarui: 3 Oktober 2025   13:12 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo/gambar pribadi

Dengan mengutamakan pangan lokal khusus daerah Sumatera Utara -Medan dalam mendukung program MBG tentu dari sisi Sosial maka sangat bernilai positif bagi masyarakat Medan Khususnya dan akan menggangkat perekonomian para UMKM Medan khususnya juga. Apa yang dilakukan MBG ternyata mempunyai dampak luas bukan hanya untuk makan siang gratis. Bagi para petani sayur lokal, Nelayan Lokal dengan adanya program MBG ini membuka harapan baru bagi mereka. Mereka tahu bahwa hasil panen sayuran dan tangkapan hasil laut mereka sangat dihargai. di beli langsung tanpa pihak perantara, dan diperlakukan sebagai sesuatu yang bernilai tinggi.

ungkapan penjual sayuran dari Tanah Karo " Dulu saya sering menjual brokoli kepasar dan jarang laku, Sekarang tiap panen selalu ada yang menampung untuk kegiatan MBG", jadi petani sayuran brokoli lebih bersemangat untuk menanam, ujar pak Purba (01/09/2025) seorang petani sayur di dataran tinggi Tanah Karo - Sumatera Utara.

Dan cerita sama datang dari nelayan kecil (09/09/2025) ketika hasil tangkapan di beli langsung diolah dalam program MBG, " tidak perlu menunggu harga naik di pasar besar. Kami dapat harga pantas, dan orang yang makan juga tahu ikan kami segar" ungkap pak Robert Sitompul Nelayan Pesisir Deli Serdang - Sumatera Utara.

Mengubah Pola Pikir Generasi Muda

MBG, menyadari tantangan terbesar justru ada pada generasi muda. Generasi Z dan Alpha lebih menyukai makanan instan, cepat saji dan budaya kuliner global membuat anak muda semakin jauh dari dapur tradisional. Karena itu MBG pangan lokal perlu mengadakan seminar edukasi dari kelas memasak hingga kunjungan langsung ke perladangan dan pantai.

Anak-anak di ajak menanam sayur, menanam padi, hingga melihat bagaimana nelayan bekerja dilaut. Dan mereka belajar memasak makanan dari bahan yang baru saja mereka panen sendiri. Penggerak MBG ingin tahu bahwa makanan tidak datang dari rak supermarket tapi dari tanah dan laut yang harus dijaga, langsung disampaikan pak Marbun salah satu relawan MBG Medan (30/09/2025).

Ketahanan Pangan dan Masa Depan

Isu Pangan lokal sebenarnya erat kaitannya dengan masa depan bangsa. Data Badan Ketahanan Pangan menunjukkan Indonesia masih sangat bergantung pada impor gandum, kedelai, bahkan beras dalam jumlah tertentu. Jika suatu hari pasokan impor terganggu, apa yang bisa kita andalkan? dititik inilah, gerakan seperti MBG menemukan relevansinya. Dengan Mendorong konsumsi pangan lokal, program MBG sebenarnya membangun fondasi ketahanan pangan lokal maupun nasional, dimulai dengan sepiring nasi putih,udang, cumi dan sayur brokoli yang disajikan buat anak-anak sekolah di kota Medan.

Pangan Lokal sebagai Indentitas Makanan Indonesia

Pangan lokal menjadi Identitas kita dan setiap daerah punya cita, rasa, aroma dan cara mengolah makanan yang berbeda pula.Jadi penting sekali Pangan Lokal mendukung MBG sebab kekayaan Indonesia dan beragam suku yang ada tentunya memiliki kekayaan cita rasa yang majemuk dan layak dijadikan untuk mendukung UMKM daerah masing-masing yang ada di Indonesia dengan harapan Indonesia memiliki Usaha kecil yang maju dan menyehatkan anak-anak sekolah disetiap daerah dari kota sampai ke desa.

Di Sumatera Utara atau Medan, Udang bisa dimasak dengan bumbu andaliman yang khas, sementara di Jawa bisa dimasak dengan santan gurih. Perbedaan ini justru memperkaya keindonesiaan betapa luas dan beragamnya warisan kuliner kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun