Saya sebagai Atasan & sebagai Leader atau Pemimpin selalu menyampaikan atau mengucapkan dikantor dengan kalimat: " kita akan sukses bersama, kita akan menjadi kaya, dan semua akan baik-baik saja " ini merupakan kalimat sederhana, akan tetapi ada beban dan tanggung jawab sebagai atasan, saya mengerti tidak akan semua berhasil, dan tidak semua akan kaya dan tidak semua akan baik-baik saja dikantor. Target sering hanya dicapai oleh 1 tim bahkan Target hanya di capai oleh Atasan atau Pemimpin tim, artinya saya punya tim tidak selalu dalam kondisi yang baik-baik saja, Namun kalimat yang keluar dari mulut saya bukan karena ingin berbohong, akan tetapi karea saya mengerti betul, ada sesuatu dibalik perkataan dengan kalimat itu dengan tujuan memotivasi tim untuk bekerja lebih baik dan sebagai pemimpin percaya bahwa apa yang diperkatakan adalah bagian doa.
Inilah Momen Ketika saya dipercayakan sebagai seorang Leader atau Pemimpin dimana saya harus belajar bahwa dunia kerja memiliki bahasa tersirat, bukan hanya sekadar laporan angka atau strategi bisnis, melainkan seni mengatur perasaan dan salah satunya adalah " bahasa " yang paling sering saya pakai adalah Sugar Coating.
Peran Ganda: Antara Atasan Ke Bawahan , dari Bawahan Ke Atasan
Saya mengerti sebagai Atasan harus mampu menyimpan rahasia perusahaan bahkan rahasia dalam tim, yang kadang berita ketidakbenaran kadang harus disimpan dan dibuat menjadi kabar kebenaran guna untuk memberikan semangat dan motivasi kepada bawahan, saya juga tidak menampik, sebagai atasan saya pernah membungkus kabar buruk dengan kalimat manis.Misalnya saja ada deadline yang mungkin mustahil untuk dikejar. Dan kalau saya jujur berkata, "kita tidak mungkin mencapai target " mungkin semangat tim akan patah dan runtuh seketika. Tapi saya memilih untuk berkata: Ayo semangat dan sedikit lagi target kita akan tercapai, mari doublekan semangat kerja kalian semua ayo kita sama-sama memberikan kontribusi masing-masing. "Kata-kata bukan sepenuhnya benar, tapi cukup untuk menjaga mereka tetap bergerak dan menghasilkan dalam mendukung tim.
Di sisi lain, saya harus menjadi "Korban " sugar coating dari CBO saya sendiri. Pernah saya suatu kali laporan keuangan saya menunjukkan akan kerugian 2 milyar artinya kerugian yang sangat dalam. Saya menduga bahwa CBO saya akan panik. Tapi yang keluar dari mulutnya justru kalimat menenangkan: beliau menyampaikan kamu tenang, ini masalah kecil bagi kamu, saya percaya kamu pasti bisa mendapatkannya lebih dari yang hilang itu. Saya tahu bahwa CBO saya berusaha menutupi masalah yang saya hadapi dengan, memanipulasi kata-kata memberikan semangat kepada saya, sama seperti yang saya lakukan pada bawahan saya juga.
Dari sinilah saya sadar, sugar coating bukan sekadar cara memanipulasi komunikasi atau bisa dikatakan strategi yang sudah dipakai turun-temurun didunia kerja. Saya melakukan ke bawahan saya dan atasan saya melalukannya ke saya juga. Merupakan rantai manipulasi yang justru membuat sistem tetap berjalan dengan baik.
Antara " Kejujuran " dan " Manipulasi "
Sugar Coating apakah bentuk kebohongan ? atau Justru Strategi Manajemen ?
Menurut saya Sugar Coating kebohongan yang menjadi strategi manajemen untuk memberikan kenyamanan dan motivasi kepada bawahan, seperti yang saya alami kehilangan uang 2 milyar akan tetapi CBO mengatakan bahwa saya akan mampu mendapatkan kembali kehilangan uang saya tersebut, kenyataannya kan tidak segampang apa yang sudah diucapkan CBO kepada saya, cara paling ampuh Atasan melakukan manipulasi kata-kata untuk memberikan penguataan kapada bawahan untuk memberikan dukungan lewat kata-kata bukan dengan tindakan nyata membantu memberikan uang 2 milyar ke saya.
Saya sempat kepikiran dan sangat dilema, sebagai pribadi saya lebih menyukai kejujuran. Tapi sebagai atasan, saya tahu ada kebenaran yang jika diungkapkan apa adnya bisa mematahkan semangat bahkan menghancurkan semangat. Ya seandainya saya mengatakan kepada tim," kita akan gagal total "mungkin tim saya akan menyerah bahkan tidak bersemangat maka sebagai Atasan atau Pemimpin harus yang pertama memberikan dan harus onfire walaupun kondisi kita dalam keadaan terpuruk maka kita harus bisa menjadi memperanankan sebagai Sugar Coating. Normal & wajar menurut saya sikap sugar coating dilakukan didunia kerja.
Di sini sugar coating bukan sekadar menutupi kenyataan, melainkan mengatur tingkat kebenaran, bukan berarti berbohong , tapi tidak sepenuhnya adalah kejujuran. Saya menyebut ini sebagai: " Seni memanipulasi perasaan "
Dan Seni ini ternyata sangat kontektual. Pada bawahan yang masih baru, saya lebih sering menggunakan kalimat manis dan lebih lembut agar mereka tidak langsung ciut nyalinya bahkan tidak merasa minder dengan sesama yang lain yang ada di tim. Akan tetapi pada bawahan yang lebih senior saya terkadang lebih memiliki untuk lebih lugas, tegas dan keras, meski tetap dengan sedikit dengan kalimat yang halus.
Momen yang Membekas
Momen yang tidak bisa saya lupakan, ketika target besar yang kami hampir tidak capai karena masalah teknis dan hambatan lainnya, saya melihat tim saya sudah hampir menyerah, mental mereka sudah mulai turun, dimana kalau saya katakan jujur, " bahwa kita hampir gagal " mungkin mereka akan berhenti berusaha. Maka saya berkata, ' Kita tinggal selangkah lagi akan promosi ke jabatan baru semua, ayo tinggal sedikit lagi saja ". Pasti kita bisa dan masing-masing kita berikan kontribusi bagi tim kita.Â
Padahal langkah yang kami mau capai sebenarnya masing panjang bahkan target belum kecapai akan tetapi saya harus lakukan ini kegunaannya memberikan dukungan atau memboosting bawahan supaya mereka tetap bertahan, bersemangat dan walaupun target tidak 100% tercapai dan tidak sempurna setidaknya mencapai 98,2% tapi cukup baik untuk menyelamatkan reputasi tim dan bisa promosi ke jabatan baru masing-masing tim.
Dan sampailah di titik saya dipanggil CBO atasan saya menjelang penutupan Quartal ke empat Tahun 2023, beliau memanggil saya keruangannya membicarakan kontrak yang hampir selesai. Saya sudah menyiapkan mental untuk mendengarkan kabar buruk. Tapi CBO tersenyum, menepuk pundak saya, dan berkata " santai, masih ada peluang besar" dan ketika saya keluar ruangan beliau saya tersenyum. Ternyata saya pun baru saja diberi sugar coating. Dan saya menerima dan mengerti, meskipun dalam hati saya tahu situasinya jauh lebih berat dari yang CBO katakan.
Dunia Kerja: Panggung Peran & Panggung Sandiwara
Dari Pengalaman pribadi saya ini, saya simpulkan bahwa dunia kerja ibarat panggung teater, bisa memperanankan sebagai adik, kakak, mama, papa, dan sebagai Bos. Setiap orang memainkan peran masing-masing. Ada juga yang berperan sebagai maotivator, ada yang sebagai penguat juga dan ada pula yang sebagai " penjaga rahasia ".
Saya dan atasan hanyalah bagian dari rantai yang melakukan sugar coating yang tujuannya baik dan memberikan semangat kepada rekan kerja dan bawahan kerja dikantor supaya sistem tetap berjalan. Atasan saya atau CBO melakukan sugar coating ke saya agar tetap berfungsi dan bahkan sampai level tertinggi mungkin atasan saya juga menerima hal yang sama dari Chairman bahwan dari Owner juga.
Dalam Dunia Kerja, kejujuran ternyata bukan hanya soal menyampaikan fakta, akan tetapi juga soal bagaimana cara menyampainya - literasi Roy Simanjuntak
Refleksi: Perlu kah atau Tidak ?
Apakah Sugar Coating Perlu? Jawaban saya tidak mengatakan mutlak perlu atau tidak perlu. Di satu sisi Sugar Coating bisa membuat suasan kerja tetap kondusif dan menjaga motivasi tim. Di sisi lain, terlalu banyak sugar coating bisa menipu diri sendiri dan menunda kenyataan. jadi bisa menyimpulkan ya bagi pembaca dikompasiana, melalui tulisan ini saya menyampaikan mutlak atau tidaknya ini bisa sumber masukan buat rekan-rekan semua dalam menjalankan sugar coating bila dalam dunia kerja menganut sistem atasan dan bawahan.Â
Saya belajar satu hal: kuncinya harus ada keseimbangan. sugar coating bisa digunakan, tetapi jangan sampai menutup kebenaran sepenuhnya. Karena pada akhirnya cepat atau lambat, realitas akan menampakkan dan memperlihatkan wajah aslinya. Saya tidak tahu kapan seni ini terus akan digunakan dalam dunia kerja. Tapi saya tahu satu hal: tanpa sugar coating, dunia kerja mungkin terasa pahit dari yang bisa ditelan seperti pil obat yang sangat pahit rasanya.
Dan Mungkin di situlah letak seni sejatinya - bagaimana kita belajar membungkus kepahitan dengan rasa manis  yaitu dengan peran sebagai Sugar Coating, agar bisa dapat ditelan walaupun pahit tanpa merusak daya juang.
Medan, 2 Oktober 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI