Mohon tunggu...
Roy
Roy Mohon Tunggu... Insinyur - life it's Comedy

Martabak Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kunang dan Melati

8 Maret 2020   14:19 Diperbarui: 8 Maret 2020   19:58 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sabtu pagi setelah urusan cuci baju selesai (yang tentunya aku serahkan ke ibu laundy), singgah sebentar ke kedai kopi, tak lama setelah pesanan kopi hitamku dibuat, terlihat seorang perempuan berkacamata berambut lurus panjang, panjang sekitar 1 meter, ngga maksudnya 1,5 meter ngga-ngga pajangnya sewajarnya untuk ukuran rambut perempuan tidak terlalu panjang tapi juga tidak pendek pokoknya terlihat cocok dikepala perempuan itu.

Sesekali aku mencuri pandang saat perempuan itu ngobrol dengan barista tentang pesanannya, aku memastikan paras dan rupa perempuan yang dibalut kemeja putih rapi dan celana jeans biru kusam dan bisa menyimpulkan secara cepat dan akurat perempuan ini memang cantik dan enak untuk dipandang, dijilat lalu dicelupin eh.. ngga, ngga gitu, suara iklan oreo dari acara TV kedai itu mengacaukan pikiranku.

Dalam proses curi-curi pandang agaknya mataku ketahuan dan perempuan itu sesekali juga menatapku dan dia mulai mencari tempat duduk yang kosong. Salah tingkah jadinya dompet yang tadinya aman-aman saja di saku belakang celana berasa mengganjal, sambil membenarkan posisi duduk mulai aku memindahkan dompet yang tipis tapi terasa tebal tadi ke saku kiri belakang tak lupa juga memastikan ada uang di dalamnya

Kopi hitam yang masih panas tak luput jadi tempat kegelisahan salah tingkahku dan sepontan menyeruput kopi yang baru disajikan oleh barista dan indera perasa di dalam mulut seperti tak bisa menerima panas air hitam yang baru aku sruput tadi dan spontan memuntahkan sedikit air kopi tadi ke meja dan beberapa cipratan ke kemejaku "panas goblok" gumamku. Terlihat perempuan itu tersenyum melihat gelagat aneh seorang pria yang barusan ketahuan mencuri pandang kepadanya.

Aku pura-pura tak melihat senyumanya padahal aku sudah melihatnya dan suka, sambil celingukan aku meminta barista untuk membawakan kain lap atau tisu untuk membersikan air tumpahan kopi tadi tapi barista sedang sibuk dengan pesanan para pelangganya, melihat kepanikan dan kegelisahan pria tak sopan main curi pandang tadi, perempuan cantik itu menghampiri dan memberikan beberapa tisu

"Ini mas saya ada tisu, kok bisa sampai tumpah gitu sih?" Ucapnya,

Bagai ketiban pohon nangka di musim rambutan. Aku menjawab dengan santai

"iya mbak tadi tiba-tiba dompet ngeganjel jadi ndak fokus pegang gelasnya tumpah deh makasi ya tisunya"

"Iya mas ngga papa bawa aja tisunya, aku bawa banyak kok" sambil berjalan mengambil tas yang ada di mejanya yang tak jauh dari mejaku.

Aku pandangi cara bejalan perempuan itu, dengan sepatu hills yang tak terlalu tinggi menabah anggun perempuan entah darimana datangnya ini dan dia kembali kemejaku sambil membawa tas yang ada beberapa tisu yang dibawanya.

Oh .. mbaknya jualan tisu? Tanyaku,  dengan wajah yang agak cemberut tapi lucu dia menjawab "ngga mas" jawab nya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun