Mohon tunggu...
A. Royhan Hibatulloh
A. Royhan Hibatulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

saya adalah pribadi yang suka mencari ilmu-ilmu baru yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Penting Bai'at Aqabah dalam Mensukseskan Awal Dakwah Nabi Muhammad di Madinah

14 Maret 2025   12:00 Diperbarui: 13 Maret 2025   09:58 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dan diangkat menjadi Rasul, pada saat itulah Nabi Muhammad mulai menyebarkan dakwah agama Islam. Objek dakwah Nabi Muhammad dimulai dari keluarga terdekat dengan cara dakwah secara sembunyi-sembunyi dan kemudian meluas kepada masyarakat Mekkah dengan cara dakwah secara terang-terangan.

Bertahun-tahun Rasulullah berjuang dengan keras tanpa kenal lelah, dakwah Rasulullah mendapat respons positif dan negatif oleh masyarakat Mekkah. Tiba pada saat musim haji pada tahun 11 kenabian, penduduk Yastrib(sekarang Madinah) mengirim kabilah ke Mekkah. Pada saat itu kabilah dari suku Aus dan Khazraj yang datang ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Pada kesempatan ini Rasulullah mendakwahkan agama Islam kepada mereka, dan akhirnya mereka menerima dakwah dari Rasulullah ini. Penerimaan dakwah Rasulullah ini bukan tanpa sebab, melainkan penduduk Yastrib mendengar ramalan orang-orang Yahudi bahwa akan datang suatu Nabi yang bernama Ahmad yang akan mengajak kepada kebenaran, alhasil mereka menerima ajakan dakwah yang disampaikan Rasulullah dan mempercayai bahwa Nabi Muhammad ini adalah orang yang dimaksud dalam ramalan. Ada sebanyak kurang lebih enam orang yang menerima dakwah Nabi Muhammad tersebut dan kemudian mereka melakukan sumpah setia kepada Nabi Muhammad atau yang biasa dikenal dengan sebutan baiat. Hal itulah yang melatar belakangi suksesnya dakwah Nabi Muhamad SAW.

Pada tahun haji selanjutnya yaitu pada tahun ke-12 kenabian, penduduk kota Yastrib mengirim sebanyak dua belas orang Anshar untuk melaksanakan ibadah haji, lima di antaranya adalah orang yang sudah berbaiat kepada Nabi Muhammad pada tahun haji yang lalu. Pada suatu malam mereka melakukan sumpah setia kepada Nabi Muhammad di suatu tempat bernama 'Aqaba yang berada di dekat Kota Mina. Perjanjian ini yang biasa disebut dengan perjanjian Aqabah pertama. Adapun isi dari perjanjian tersebut adalah: (1). Tidak akan menyekutukan Allah; (2). Menaati Nabi Muhammad dalam semua kebaikan; (3). Tidak akan mencuri; (4). Menjauhi perbuatan zina; (5). Menjauhi perbuatan maksiat, dan (6). Tidak akan mengumpat orang lain. Setelah rombongan Anshar itu kembali ke daerahnya, kemudian Rasulullah mengutus seorang sahabat untuk menjadi pengajar agama Islam di Yastrib, beliau bernama Mus'ab bin Umair. Kemudian penduduk Yastrib memberikan gelar kepada Mus'ab bin Umair dengan gelar Al-Muqri' yang artinya orang yang ahli membaca Al-Qur'an.

Tiba pada tahun selanjutnya yaitu tahun ke-13 kenabian sebelum datang waktu haji, sahabat Mus'ab bin Umair kembali ke Makkah untuk melaporkan kesuksesan dakwah beliau kepada Nabi Muhammad. Sampai pada tahun haji di tahun ini, rombongan kabilah dari Yastrib melaksanakan ibadah haji ke Mekkah termasuk di dalamnya orang yang sudah memeluk Islam atas jasa Mus'ab bin Umair. Tiba pada suatu malam di tempat yang sama yaitu 'Aqaba sebanyak kurang lebih 70 orang yang melakukan sumpah dan janji setia kepada Nabi Muhammad atau yang biasa disebut dengan baiat. Isi dari sumpah dan janji setia tersebut sama dengan baiat 'Aqaba yang pertama, akan tetapi terdapat tambahan janji di dalam sumpahnya. Yaitu, mereka(orang-orang Anshar) wajib melindungi Nabi Muhammad sebagaimana mereka melindungi mereka sendiri dan keluarganya. Setelah itu mereka mengundang Nabi Muhammad untuk melaksanakan hijrah ke Yastrib agar Nabi Muhammad dan umat Muslim bisa melaksanakan dakwah dan menghindari dari keburukan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Mekkah.

References

Al-A'zami, M. M. (2021). Sejarah Teks Al-Qur'an: dari wahyu sampai kompilasi. Depok: Gema Insani.

Yusuf, M., & Noor, M. H. (2024). Jejak Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta: Kalimedia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun