Mohon tunggu...
Roy SamsuriLubis
Roy SamsuriLubis Mohon Tunggu... Buruh - Penyiar paruh waktu

Pemikir Penuh Waktu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai Ujian yang Bagus (Bukan) Tujuan Pendidikan

22 Mei 2019   09:30 Diperbarui: 22 Mei 2019   09:32 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan secara umum diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 

Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, pendidikan adalah upaya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.

Budi pekerti seperti kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia merupakan poin penting dari tujuan pendidikan. Dengan tercapainya hal ini tentu pertumbuhan pikiran dan keterampilan akan lebih mudah tercapai sebagai upaya menyiapkan anak dalam menghadapi hidup dan kehidupan yang mandiri.

 Namun, pada kenyataannya hal ini belum merupakan prioritas di unit-unit pendidikan (sekolah dan bimbel), setidaknya sepanjang pengamatan saya di sekolah atau pun bimbel di tempat saya tinggal. Nilai mata pelajaran yang tinggi masih menjadi tolok ukur sukses atau tidaknya seorang anak di sekolah. 

Pada akhirnya, pintar adalah tujuan pendidikan yang harus dicapai anak didik, padahal yang seharusnya dicapai adalah kecerdasan. 

Tak mengherankan jika pendidikan di masa kini jauh tertinggal dengan pendidikan di masa lampau ketika pemikiran dan kecerdasan anak bangsa ini bisa memengaruhi masyarakat di persada Nusantara bersatu dalam lingkaran Republik Indonesia, meninggalkan keegoan golongan yang saat ini justru semakin meruncig.

Selain nilai yang menjadi tolok ukur kesuksesan siswa, berikut beberapa hal yang memengaruhi kelambatan perkembangan pendidikan di Indonesia pada umumnya:

1.      Nilai yang Tinggi Menjadi Tolok Ukur

Seperti yang dijelaskan di atas, sekolah pada umumnya menjadikan nilai yang tinggi sebagai tolok ukur kesuksesan. Hal ini mengakibatkan guru sering memaksa anak untuk pintar di mata pelajaran yang dia ajarkan. Jika semua guru dalam satu sekolah melakukan pemaksaan tersebut dapat diartikan setiap siswa dipaksa untuk pintar segala hal. 

Sesuatu yang tidak mungkin untuk dicapai. Siswa yang lemah dalam Matematika dipaksa untuk mencapai nilai Matematika yang tinggi. Jika tidak tercapai dia tidak akan tuntas dan bisa berakibat tinggal kelas. Alih-alih mencari permasalahan kenapa siswa tidak bisa, sebagian besar guru justru mencap siswa itu bodoh dan bandel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun