Mohon tunggu...
Rosliana Damayaning Tyas
Rosliana Damayaning Tyas Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

SMK NEGERI 37 JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerpen: Si Manis yang Hilang

11 November 2020   15:07 Diperbarui: 11 November 2020   16:44 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Si manis adalah kucing kesayanganku, kenapa aku beri nama Si Manis? ya, karena dia lucu dan menggemaskan, ditambah dengan bulunya yang putih dan halus aku jadi selalu ingin memeluknya. 

Si manis adalah kucing yang sangat aktif, ketika dia melihat sesuatu yang bergerak-gerak dia langsung berlari mengejar dan berusaha mendapatkannya. Dia seekor kucing kecil yang lucu, aku menemukan dia di sebuah kardus di pinggir jalan ketika aku pulang sekolah. 

Aku berjalan lalu tiba-tiba aku mendengar suara "meoww meoww" suara itu berasal dari sebuah kotak yang ada di pinggir jalan, keadaan saat itu sedang sepi jadi bisa terdengar sekali suara itu. Aku pun menghampiri dan betapa terkejutnya aku bahwa yang kutemukan adalah seekor anak kucing yang sangat lucu, tetapi bulu nya kotor dan badannya terlihat lemah. Karena aku tak tega melihatnya seperti itu akhirnya aku membawa anak kucing itu ke rumah ku.

Aku merawatnya, memandikannya, memberinya makan, dan juga bermain dengannya. Dia yang ketika aku temukan adalah anak kucing yang kotor dan terlihat lemah kini anak kucing itu telah sehat dan aktif sekali dengan bulu nya yang semakin lebat dan halus. Karena bulu nya yang halus dan tingkahnya yang menggemaskan aku memberinya nama Si Manis. 

Ketika aku memanggil dia dengan nama Si Manis dia terlihat senang dan menyukainya, terlihat dari matanya yang berbinar dan dia mendekatiku lalu mengelus-elus di kaki ku. Aku yang gemas melihatnya langsung memeluk dan menggendongnya bak seorang ibu yang sedang menggendong bayinya.

Pernah suatu hari aku sedang mengerjakan tugas lalu Si Manis tiba-tiba mengampiriku dan dan dia mengeong-ngeong seperti meminta sesuatu. Dia naik ke meja belajar ku dan dia menggangguku dengan mengeluskan bulunya ke tangan ku. Aku yang merasa geli akhirnya menghentikan kegiatan ku, lalu ku gendong Si Manis dan kubawa dia ke teras rumah dia terus "meoww meoww meoww" ketika aku lihat mata Si Manis pupil matanya membesar dan terlihat lucu sekali rupanya dia lapar. 

"Haha" aku pun pergi ke dapur mengambil makanan Si Manis lalu kembali ke teras. Ketika aku kembali ke teras Si Manis langsung melompat-lompat kegirangan. Aku menuangkan makanan kucing ke tempat makan Si Manis, Si Manis pun langsung memakan makanannya dengan lahap dia sangat suka sekali makanan itu.

Pada malam hari aku ingin pergi keluar membeli sesuatu, ketika aku membuka pintu Si Manis langsung berlari dan dia berkata "meoww meoww" seperti ingin ikut. Akhirnya aku membawanya dan meletakkan dia di kupluk jaket ku, kebetulan aku sedang memakai jaket karena rasanya dingin di luar. 

Orang- orang memperhatikan aku dengan Si Manis dan mereka terlihat gemas dengan tingkah Si Manis yang asik mengacak-acak jilbabku. Aku pun memindahkan Si Manis dalam gendongan ku dan masuk ke toko barang yang ingin aku beli, setelah itu aku dan Si Manis pun pulang kembali ke rumah.

 Si Manis lama-kelamaan tumbuh semakin besar dan menjadi seekor kucing yang cantik, dengan matanya yang berwarna biru dan bulu nya yang lembut dan halus. Keesokan harinya aku masuk sekolah, ketika aku sarapan Si Manis pun juga sarapan lalu aku berpamitan kepada ayah dan ibu ku lalu berangkat ke sekolah tak lupa aku mengelus Si Manis sebelum aku berangkat.  

Aku kembali ke rumah dan aku terkejut bahwa Si Manis tidak ada di depan rumah, biasanya ketika aku pulang dari sekolah dia selalu menunggu ku di depan rumah dan menyambutku. Aku masuk ke rumah dan kucari Si Manis tapi tidak ketemu, aku memanggil namanya tapi dia tidak menyaut seperti biasa ketika aku memanggil nama nya dia akan menjawab "meow meoww" aku pun panik dan gelisah, aku bertanya kepada ibuku tapi ibuku tidak melihat dia. Aku menangis dan takut terjadi apa-apa pada Si Manis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun