Mohon tunggu...
Fransiska Rosilawati
Fransiska Rosilawati Mohon Tunggu... -

Pekerja Pranata Humas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sosialisasi Tanggap Darurat tentang Bahaya Kebakaran

10 Januari 2018   18:32 Diperbarui: 10 Januari 2018   18:39 2483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggap darurat atau persoalan terkait kebencanaan ternyata cukup luas cakupannya. Mulai dari apa yang dinamakan bencana alam seperti gempa bumi tektonik, banjir dan tanah longsor, angin ribut/puting beliung telah menyebabkan korban.

Bahkan suasana darurat yang juga melibatkan manusia baik yang disengaja atau tidak seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan laut, kecelakaan sungai, kecelakaan transportasi dan sejenisnya masih sering ditemui di sejumlah tempat.

Tidak terkecuali kondisi darurat berkait peristiwa kebakaran yang melanda pertokoan, rumah penduduk atau peristiwa kebakaran di tempat-tempat publik seringkali mengundang kepanikan dan membawa tidak sedikit kerugian harta benda dan nyawa manusia.

Terhadap peristiwa kebakaran ini ternyata menarik untuk diperhatikan, mengingat belum banyak yang mengetahui dan memahami situasi dan kondisi bagaimana yang harus dilakukan manakala terjadi kebakaran di suatu tempat.

Pentingnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang bahaya kebakaran, apa yang harus dilakukan apabila terjadi kebakaran di lingkungan masing-masing ataupun setidaknya membantu memadamkan api kecil sebelum menjalar lebih luas.

Secara normatif memang masalah bencana atau darurat kebakaran sudah ada instansi/lembaga yang bertugas menangani, Pemerintah di masing-masing daerah memiliki Dinas Pemadam Kebakaran, atau ada juga yang ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta komunitas relawan setempat.

Akan tetapi mengingat lokasi tempat kejadian satu sama lain berbeda, malahan ada yang jaraknya cukup jauh ditempuh -- maka warga sekitar/masyarakat awampun diharapkan bisa membantu. Minimal melakukan pertolongan pertama/penyelamatan awal supaya ada upaya antisipasi dengan harapan meminimalisir terjadinya korban lebih lanjut.

Sehubungan hal itu, dirasa sangat perlu bahwa sosialisasi tentang darurat bencana kebakaran ini dilakukan di semua tempat, terutama lokasi-lokasi yang dapat diperkirakan rawan terjadi kebakaran. Termasuk di kalangan/lingkungan pertokoan, perkantoran, fasilitas-fasilitas umum, atau perkampungan padat penduduk dan sebagainya.

Syukur pula jika memang memungkinkan, sosialisasi tentang bahaya, penanggulangan dan penanganan pada saat terjadi maupun pasca kebakaran bisa diaksanakan hingga pada tingkat Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) di masing-masing daerah.

Pelatihan berupa ketrampilan menghadapi darurat kebakaran dalam bentuk komunikasi kelompok, melakukan simulasi dalam kondisi darurat sesuai porsi dan kemampuannya merupakan langkah yang perlu diajarkan.

Demikian halnya, kitapun harus mengakui bahwa di setiap di setiap pertokoan, perkantoran, atau fasilitas umum lainnya -- sesungguhnya sudah tersedia alat yang ditempatkan di lokasi strategis, minimal tabung-tabung yang berisikan zat pemadam api atau sering disebut Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun