Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 12)

Alaska

Setelah menempuh perjalanan lewat laut sambil menikmati indahnya alam, akhirnya Cruise merapat di dermaga pelabuhan Ketchikan di Alaska. 

Hujan gerimis menyambut kedatangan kami. Tapi dengan suasana hati yang ceria, gerimis sama sekali tidak menjadi masalah bagi kami. 

Kami turun dari kapal dan ikut rombongan tur menuju perkampungan Indian di Alaska yang terkenal dengan Totemnya. Inilah pertama kalinya kami berdua menjelajahi impian kami yang menjadi kenyataan.

Totem berupa Elang merupakan primadona dan Elang Dijadikan flsafah hidup oleh orang Indian karena Elang memiliki sifat kesatria. 

Berani melawan badai dan setia pada pasangan hidupnya Elang tidak bersembunyi bila ada bahaya melainkan terbang mengelilingi sarangnya untuk melindungi anaknya.

Berfoto dibawah Totem Elang (dok pribadi)

Kami berkenalan dengan Mark seorang Indian tua yang menjual minyak gosok yang diiklankan sangat mujarab untuk  berbagai gangguan kesehatan.

Sesungguhnya suami tidak perlu obatnya tapi agar dapat kesempatan untuk berbicara, maka kami membeli 2 botol minyak tersebut Langkah ini tampak berhasil menyebabkan Mark bercerita panjang lebar pada kami. 

Menurut Mark Totem totem tersebut dipahat anak cucunya yang akan mengingat mereka sampai ribuan tahun mendatang. Bagi mereka totem merupakan prasasti sejarah turun temurun dalam silsilah keluarga Totem ini akan menyimpan dan mengabadikan sejarah keluarga sejak nenek moyang mereka.

Foto dibawa totem di Alaska (dok pribadi)

Menurut Mark, Elang di anggap kesatria karena:

1. membuat sarangnya ditempat tinggi
2. walaupun resikonya ,dilanda badai
3. memberi tanda setiap kali  akan menyerang
4. tidak makan bangkai,seperti srigala
5. memiliki pandangan yang tajam dan cerdas
6. tidak pernah tunduk kepada hewan lainnya
7. berani terbang melawan badai..
8. selalu setia pada pasangannya
9. siap  mempertaruhkan nyawanya demi  membela anak anaknya

Menolak Difoto