Mari kita singgah ke  Sulawesi
Sebelum mendarat di pulau Sulawesi  , jangankan teman, kenalanpun kami tidak punya Tapi dengan berpegang pada prinsip bahwa dengan niat baik dan membuka hati untuk bersahabat dengan siapa saja, maka segala masalah perbedaan budaya ,sama sekali bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan.Maka saya dan suami memutuskan untuk mengawali perjalanan ke Sulawesi
Kota kota yang kami singgahi yaitu Makasar,Kendari Menado dan Gorontalo dan Toraja  Sedangkan di Ambon kami baru dua kali kesana  tetapi disebabkan situasi keamanan pada waktu itu tidak menentu.,maka  kami belum sempat menjalin hubungan persahabatan .
Malahan bukan hanya sebatas basa basi tapi ikut belajar  dan Bahkan mengintruksikan agar klinik Reiki yang berada dirumah sakit Daya tersebut diaktifkan pelayanannyaÂ
Dukungan lainnya datang dari salah seorang sahabat kami juga bernama Gerry kepala bank Swasta di Makasar.Kini bertugas di Bogor. Kami bersyukur telah mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak.
Di ManadoÂ
Sedangkan di Menado ada Pak Tenne(Alm) dengan isteri Maria,Pastor Made Miyasa dan Bonifasius dan isterinya .Di Minahasa Pak Leo Knab dan Isterinya
Pastor Made Miyasa  ini ,yang pada waktu itu menjadi pemimpin di Seminari.tidak hanya sekedar ikut belajar ,tapi secara prosktif mendukung sewaktu interatif di TV Menado sebagai kesaksian.
Seorang Pastor pimpinan Seminari berkenan tampil di tv untuk menyatakan bahwa tekhnik terapi diri dengan memanfaatkan energi alam ini ,sama sekali tidak ada hubungan dengan klenak klenik. Sehingga esok harinya ruangan lokakarya penuh sesak dihadiri warga Manado.
Di Kendari ada Pak Haji Sanib dan puterinya Eka Sanib serta Mbak Titing yang mana mbak Eka sangat aktif sekali membantu .Selain itu ada pak Agus Lolo dan isterinya yang selalu menyempatkan untuk hadir setiap kali kami tiba .Begitu juga dengan Sudharyanto yang hingga saat ini masih aktif berkomunikasi dengan kami.
Ada pak Agus yang sering menelepon saya untuk minta diterapi adiknya .Sedangkan di Gorontalo kami baru sekali saja kesana jadi belum punya sahabat disana.
Tidak ada waktu luang untuk duduk.santai
Sepintas rasanya enak banget, pulang pergi naik pesawat. Tinggal di hotel dan bergantian teman yang mengundang makan
Tapi sesungguhnya selama perjalanan, jadwal kami sangat padat. Begitu tiba di tempat tujuan,kami sudah ditunggu panitia untuk persiapan acara. Sore hari interaktif di stasiun TV setempat  Malamnya sudah ditunggu teman teman .Baru larut malam kami bisa tidur.Â
Esok harinya  pagi pagi kami sudah sibuk dengan acara penyembuhan sosial dan lokakarya. Tapi karena kami melakukan dengan senang hati, maka sama sekali tidak ada masalahÂ
Berpikir dan mempertimbangkan segala sesuatu sebelum mengambil.sebuah keputusan tentu saja mutlak diperlukan. Tetapi bila terlalu banyak berpikir ,akhirnya menyebabkan orang tidak melakukan apapun
Karena apapun yang akan kita lakukan pasti ada resikonya  Dengan penuh keyakinan diri kami memutuskan untuk berangkat ke Sulawesi, walaupun tidak mengenal siapapun disana.
Kami bersyukur ternyata perjalanan kami menjelajahi Sulawesi  tidak hanya memperkaya pengetahuan kami tapi sekaligus berhasil menjalin hubungan persahabatan dengan puluhan orang.Â
Yang merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami berdua ,karena setidaknya telah mengisi hidup dengan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Tuhan selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk menjadikan hidup kita bermanfaat,tergantung kita mau memanfaatkannya atau tidak.Â
02 Desember 2020.
Salam saya,
Roselina