Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mungkinkah Kita Bersahabat dengan Semua Orang?

20 Mei 2020   05:06 Diperbarui: 20 Mei 2020   05:12 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Alam akan menyeleksi mana yang teman dan mana yang sahabat

Setiap orang tentu memiliki gambaran masing masing,tentang sosok mana yang termasuk kriteria sebatas kenalan dan mana yang boleh disebut sebagai teman, serta kriteria mana pula yang dapat dikategorikan sebagai sahabat.

Karena hal ini merupakan ruang privasi masing masing orang,maka rasanya tidak perlu kita membahasnya satu persatu.Bagi yang ingin mengetahui secara detail, maka dengan mudah bisa menemukannya dengan cara melacaknya melalui google.

Berkenalan dan berteman

Setiap kali kita melangkah keluar rumah,maka hampir dapat dipastikan kita akan bertemu dengan seseorang,Baik selama dalam perjalanan menuju  ketempat tujuan,maupun setelah tiba disana.

Ada bila diri kita memang tipe orang yang senang berteman,maka setiap ketemu orang ,pada pandangan pertama saja, hati kita akan menentukan, maua yang ingin disapa dan mana yang hati kita menolak menyapanya,walaupun orang tersebut tidak berbuat apapun terhadap diri kia

Mungkin kita bertemu dengan orang orang kita akan katakan selamat pagi atau lainnya hanya sebagai kata kata pembukaan menyapa saja.Bila kita sering ketemu dengan orang yang sama bisa kita jadikan teman untuk mengobrol dan minum kopi bersama. 

Dengan proses seperti ini,kita sudah mendapatkan  gambaran,bahwa  bila dari hasil perkenalan,merasa ada kecocockan,maka kita sudah menjalin hubungan pertemanan.

Bila hanya sebatas ini, maka kita bisa berteman dengan semua yang  sesuai dengan kata hati kita,tanpa perlu memandang suku bangsa  ataupun latar belakang hidupnya. Karena hanya sebatas bertemu ,ngobrol sana sini dan selesai.

Untuk menjadi sahabat itu tidak mungkin bisa semudah itu, perlu proses yang jauh lebih panjang dan butuh waktu ,sehingga kita mau mengundangnya datang kerumah kita atau sebaliknya,kita yang berkunjung kerumahnya. 

Jadi walaupun kita sama sekali tidak membedakan orang berdasarkan suku ,agama dan kedudukan sosialnya ,tapi akan ada seleksi dari hati kita masing masing,mana yang rasanya bisa dijadikan sabahat kita dan mana yang cukup hingga distatus teman biasa saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun