Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa yang Tabu di Negeri Kita, Ternyata Hal Biasa di Negeri Orang

15 Oktober 2019   05:07 Diperbarui: 15 Oktober 2019   23:57 3721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: gettyimages.co.uk

Kita Diundang Makan Bersama, Tapi Bayar Masing-Masing

Kita sudah terbiasa dengan adat istiadat, bahwa kalau siap mengundang teman untuk makan bersama, berarti kita sudah siapkan dana untuk itu. Bila kondisi keuangan mengizinkan, maka kita undang makan ke restoran mewah.

Tapi kalau kondisi hanya sekedar memadai, maka kita undang teman teman bukan di restoran mewah,melainkan di rumah makan Padang. Karena di rumah makan Padang, kita sudah dapat memprediksi, kalau undang 10 orang teman, setidaknya, dalam kantong kita sudah siap minimal 2 juta Rupiah. 

Tapi kalau di restoran mewah, uang kontan tidak cukup disimpan dalam dompet, karena bisa jadi untuk 10 orang akan mendapatkan tagihan sekitar 5 juta rupiah. 

Kami pernah ajak 2 orang teman, makan di salah satu restoran di daerah Pecenongan, hanya makan satu ekor ikan dan 4 gelas jus buahan, ditagih Rp 2.100.000 untuk 4 orang.

Kalau kita mengundang teman teman makan bersama di rumah kita pada waktu berulang tahun ,maka kita sudah mempersiapkan semua hidangan dan minuman untuk  semua tamu kita.

Belum pernah terjadi di Indonesia, tamu yang diundang, diminta membayar masing masing atau meminta para undangan membawa makanan dan minuman dari rumah masing-masing. Kalau hal ini dilakukan, maka dalam wakttu singkat, nama kita akan menjadi buah bibir orang sekampung.

dokumen Roselina
dokumen Roselina
Lain lubuk, lain pula ikannya. Beda negeri, maka berbeda pula tradisinya

Berbeda dengan luar negeri misalnya di Australia. Pernah kami diajak putri kami,untuk menghadiri acara ulang tahun temannya. Tapi ketika tiba di restoran, ternyata masing masing undangan yang datang, memesan dan membayar sendiri-sendiri apa yang dimakan dan diminumnya. 

Tentu saja kami heran. Tapi putri kami menjelaskan, bahwa di sini memang begitu tradisinya

Suatu waktu, ada undangan makan bersama di rumah salah seorang teman kami. Pada kartu undangan ada catatan: "Please bring a plate". 

Kami pikir bahwa diminta bawa piring masing masing, karena mungkin, sewaktu pulang,makanan yang tidak habis, akan dibagi bagikan untuk dibawa pulang, seperti kebiasaan dikampung halaman kami.

Tetapi kaget mendengarkan penjelasan putri kami, bahwa maksudnya, bawa piring berisi makanan. Rasanya aneh, tapi mau tinggal di negeri orang,tentu harus mau mengikuti tradisi setempat

Hai Darling, What Can I Do For You?

Kalau di negeri kita biasanya Karyawan restoran atau Karyawan di super market menyapa kita dengan: "Cari apa bu ? atau Pak?" 

Tapi suatu waktu ketika kami akan makan siang di salah satu restoran di Wollongong, gadis pelayan di Restoran tersebut tiba-tiba menyapa: "Hi darlling, what can I do for you?" 

Tentu saja saya kaget dan bertanya kepada suami, apa kenal sama cewek ini? Tapi kata suami: "Ah, itu cuma basa basi orang jualan di sini "

Karena pertama kali mendengar, tentu saja saya kaget. Tapi setelah serng mendengarkan,baru tahu, ucapan tersebut, hanya salah satu strategi marketing saja.

Ukuran Sopan Berbeda

Kalau di negeri kita orang  ke gereja atau ke rumah ibadah manapun, pasti akan berpakaian sopan dan serapi mungkin. 

Tapi di sini kita lihat banyak kaum bapak hanya pakai celana pendek dan sandal jepit ke Gereja begitu juga dengan ibu-ibu ada yang pakai baju minim terbuka di sana-sini tanpa merasa risih atau malu malu, karena dianggap hal biasa 

Di negeri kita kita mau pergi mandi mandi di pantai, kita tunggu sampai di pantai baru kita salin pakaian untuk berenang. Tapi disini  mereka sejak dari rumah, kalau tidak terlalu jauh, berjalan kaki melengang lenggok dengan pakaian bikini. 

Kita tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak tahu sopan santun, karena takaran kesantunan berbeda.

Suami atau Istri Dipeluk Teman, Jangan Marah

Kalau di Indonesia, ada yang berani memeluk suami atau istri kita, maka sudah dapat dipastikan akan berantem. Tapi sekali lagi. lain negeri, lain pula adat istiadatnya.

Kalau di sini bila mereka menemui teman yang sudah lama tak ketemu mereka berpelukan dan cipika cipiki, tanda kangen sudah lama tak jumpa. Jadi bukannya mereka tidak sopan, tapi justru menganggap sahabat baik. Karena kalau ketemu sekedar teman, mereka hanya saling melambaikan tangan.

Tata Krama dan Sopan Santun Memiliki Takaran Berbeda

Karena itu, bila suatu waktu ke luar negeri, setidaknya sudah paham, bahwa kita tidak dapat mengukur sopan tidaknya orang berdasarkan ukuran yang berlaku di negeri kita, karena masing masing memliki takaran yang berbeda.

15  Oktober 2019.

Salam saya,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun