Mohon tunggu...
Rosalina Handayani
Rosalina Handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Saat ini menempuh program studi S1 Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengurangi Kecemasan Siswa dalam Pembelajaran Matematika

2 Agustus 2022   15:21 Diperbarui: 2 Agustus 2022   16:00 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecemasan siswa dalam pembelajaran matematika. Sumber : Desain Canva

Matematika sebagai ilmu universal memiliki banyak manfaat khususnya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam disiplin ilmu yang lain. Maka dari itu matematika ditetapkan sebagai pelajaran wajib pada tiap-tiap jenjang pendidikan.

Dengan mempelajari matematika, diharapkan kemampuan matematis siswa mengalami peningkatan sehingga siswa dapat menerapkannya dalam penyelesaian suatu masalah. Namun realitanya, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab guru mengalami kesulitan dalam pengembangan kemampuan matematis siswa. Satu diantaranya adalah kecemasan siswa dalam pembelajaran matematika.

Mayoritas orang berpendapat bahwa rasa cemas, tegang dan takut adalah hal yang biasa dalam belajar. Akan tetapi, tingkat kecemasan siswa dalam pembelajaran matematika seringkali sudah melampaui batas wajar.

Tidak sedikit siswa yang memiliki anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang membosankan, sulit dipahami, menakutkan dan mengakibatkan siswa merasakan tekanan yang berat. 

Apabila kondisi ini diabaikan dalam waktu yang lama, maka akan memberikan dampak pada pola pikir siswa untuk menghindari pelajaran matematika. Gejala semacam itu disebut sebagai kecemasan dalam pembelajaran matematika.

Kecemasan siswa dalam pembelajaran matematika dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor di dalam diri siswa, faktor lingkungan, dan faktor intelegensi. 

Contoh dari faktor di dalam diri siswa sendiri adalah perasaan takut siswa akan kemampuan yang dipunyainya. Untuk faktor lingkungan, contohnya adalah pemilihan cara mengajar, model, dan metode pembelajaran oleh guru yang kurang tepat sehingga berdampak pada suasana kelas yang tegang. Sedangkan contoh dari faktor intelegensi adalah pemilihan gaya belajar tiap siswa yang tidak tepat.

Mengingat dampak yang dimunculkan dari adanya kecemasan siswa terhadap pembelajaran matematika, semisal kecenderungan mayoritas siswa untuk tidak menyukai pelajaran matematika sehingga prestasi belajar matematika siswa menurun, membuat masalah ini patut diatasi secepatnya oleh para guru. Ada banyak cara yang bisa dipakai oleh para guru untuk mengurangi kecemasan siswa pada pembelajaran matematika.

Sebelum itu, untuk mengukur kecemasan siswa dalam pembelajaran matematika bisa memakai indikator berikut yang dibagi menjadi 4 aspek, diantaranya adalah :

  • Mathematics Knowledge/Understanding

Aspek ini memiliki kaitan dengan siswa yang berpikir bahwa dirinya tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang matematika dan gejala yang ditimbulkan yaitu berdiam diri serta bingung.

  • Somatic

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun