Mohon tunggu...
Rosa Rosdiana
Rosa Rosdiana Mohon Tunggu... Penulis - PELAJAR SMAN 1 PADALARANG

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cut Nyak Dhien

16 Februari 2020   21:00 Diperbarui: 16 Februari 2020   21:13 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut Wikipedia, Cut Nyak Dhien adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Cut Nyak Dhien lahir pada tahun 1848. Dari seorang ayah yang bernama Teuku Nanta Seutia dan ibunya merupakan putri Uleebalang Lampageu. Pada usianya yang ke 12, Cut Nyak Dhien sudah dinikahkan oleh orang tuanya dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga.

Ia bersama suami nya berjuang melawan Belanda. Ketika wilayah IV Mukim diserang, Cut Nyak Dhien dengan bayinya harus mengungsi, sementara suaminya bertempur untuk melawan Belanda. Ketika Ibrahim Lamnga bertempur di Gle Tarum, ia tewas pada tanggal 29 Juni 1878. Hal ini membuat Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda.

Setelah meninggalnya Teuku Cik Ibrahim Lamnga, seorang tokoh pejuang Aceh bernama Teuku Umar melamar Cut Nyak Dhien. Awalnya Cut Nyak Dhien menolak, namun setelah Teuku Umar mempersilahkannya untuk bertempur dalam melawan Belanda, Cut Nyak Dhien pun menerima lamarannya. Mereka di karuniai anak yang diberi nama Cut Gambang.

Sekitar tahun 1875, Teuku Umar melakukan suatu gerakan untuk melawan Belanda dengan cara mendekatinya. Belanda sangat senang karena musuh nya membantu mereka hingga Belanda memberinya gelar Teuku Umar Johan Pahlawan. Teuku Umar merahasiakan rencana untuk menipu Belanda, meskipun ia dituduh sebagai penghianat oleh orang Aceh. Kemudian Teuku Umar mencoba menggunakan taktik Belanda, secara perlahan ia mengganti orang-orang Belanda di unit yang dikuasainya. Ketika pasukan Aceh tersebut dikiranya sudah cukup, Teuku Umar mencoba  mengelabui Belanda dengan mengklaim bahwa ia akan menyerang Aceh. Teuku Umar,Cut Nyak Dhien beserta pasukannya pergi dan tak pernah kembali. Penghianatan ini disebut Het verraad van Teukoe Oemar (pengkhianatan Teuku Umar). Kemudian mereka melakukan penyerangan terhadap Belanda dan membuat Belanda marah. Pada 11 Februari 1899, Teuku Umar gugur tertembak peluru. Cut Nyak Dhien lalu memimpin perlawanan. Cut Nyak Dhien berusaha mengambil rencong dan mencoba untuk melawan musuh. Namun, aksi Dhien berhasil dihentikan oleh Belanda. Cut Nyak Dhien ditangkap dan pada tanggal 6 November 1908, kemudian beliau meninggal karena usianya yang sudah tua.

Dari kisahnya banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil. Misalnya Cut Nyak Dhien tidak pantang menyerah dalam melawan Belanda. Ketika Teuku Cik Ibrahim Lamnga gugur ia tetapi melakukan perjuangan melawan Belanda yang kemudian dilanjut perjuangannya bersama dengan Teuku Umar. Dan ketika Teuku Umar gugur, Cut Nyak Dhien tetap melakukan perjuangan dalam melawan Belanda hingga ia di tangkap oleh Belanda dan karena umurnya yang semakin tua Cut Nyak Dhien meninggal dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun