Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyikapi Surat Edaran Kemenag Sambut Ramadan dan Idul Fitri

20 April 2020   11:06 Diperbarui: 20 April 2020   18:54 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: Dokumen Kementrian Agama Republik Indonesia)

Menyambut bulan suci ramadhan ditengah situasi pandemi, Kementrian Agama telah menerbitkan Surat Edaran No.6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H Ditengah Wabah Pandemi Covid-19.

Dengan semangat beragama dan berbangsa, sejatinya demi mendukung upaya pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus, maka kita semua dapat mematuhi Surat Edaran (SE) Kemenag tersebut.

Terkecuali bagi kita umat muslim yang berada di zona hijau, beberapa point panduan bisa kita abaikan tetapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, sekali lagi demi mendukung upaya pemerintah memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Sebagai pemeluk agama islam yang taat, mari kita coba melihat SE Kemenag tersebut dalam perspektif penghayatan dan pengamalan agama pada konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.

Saya kira itu menjadi sangat penting, karena sudah semestinya kita tempatkan agama pada posisi dan peran yang sangat mendasar dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan.

Di dalam agama terkandung pola hubungan dengan Tuhan, dan hubungan sesama mahluk, hubungan antar manusia.

Hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan (hablumminallah) bersifat pribadi dan suci, karenanya tidak bisa dipertanyakan, apalagi diperkarakan.

Sementara hubungan horizontal antar sesama manusia dan lingkungannya (hablumminannas), di samping bersifat perseorangan, juga sosial dan kultural. Keduanya memiliki hubungan yang erat dalam konteks kehidupan bangsa.

Dimensi ketuhanan merupakan jiwa dan ruh bagi pengembangan spritualitas kehidupan bangsa dan negara. Sedangkan aspek hubungan sesama manusia (mu'amalat) lebih bersifat luas, terbuka, rasional, dan obyektif dapat dikembangkan secara adaptif dan interaktif dari segi-segi kebangsaan dan kenegaraan.

Dalam tulisan ini, saya ingin mengulas beberapa poin-poin penting panduan ibadah ramadhan sesuai dengan SE Kemenag tersebut, hal ini sebagai upaya pribadi saya untuk memposisikan agama dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun