Bagansiapi-api, ibu kota Kabupaten Rokan Hilir di Provinsi Riau, dikenal dengan kekayaan
lautnya yang melimpah dan budaya masyarakat pesisir yang kuat. Sebagai daerah yang memiliki
potensi besar di sektor kelautan dan perikanan, Bagansiapi-api menyimpan peluang kewirausahaan
yang belum sepenuhnya digarap secara optimal. Di tengah tantangan ekonomi global dan perubahan
pola konsumsi masyarakat, semangat kewirausahaan lokal menjadi kunci penting untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Kewirausahaan merupakan proses menciptakan nilai melalui penciptaan usaha baru,
pengembangan ide, dan pemanfaatan peluang dengan risiko yang diperhitungkan. Di wilayah
Bagansiapi-api, potensi kewirausahaan sangat terbuka, terutama di sektor perikanan, pengolahan hasil
laut, agrowisata, serta ekonomi kreatif berbasis budaya lokal. Berdasarkan hasil studi oleh Nasution et
al. (2023) dalam Jurnal Pengembangan UMKM dan Kewirausahaan, daerah pesisir seperti Bagansiapi-
api memiliki peluang emas untuk menciptakan unit usaha berbasis sumber daya alam lokal dengan
pendekatan teknologi tepat guna.
Salah satu contoh peluang usaha yang memiliki prospek cerah adalah pengolahan hasil laut.
Bagansiapi-api dikenal sebagai salah satu penghasil ikan dan udang terbesar di Riau. Namun, sebagian
besar hasil laut masih dijual dalam bentuk mentah, yang nilainya relatif rendah. Dengan
mengembangkan usaha pengolahan seperti pembuatan ikan asin kemasan higienis, abon ikan, hingga
nugget ikan lokal, para pelaku usaha bisa meningkatkan nilai tambah produk. Inisiatif ini juga dapat
membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar regional dan
nasional.
Selain pengolahan hasil laut, potensi pariwisata budaya dan religi juga memberikan peluang
usaha yang menjanjikan. Bagansiapi-api dikenal dengan tradisi Bakar Tongkang, sebuah festival
tahunan yang menarik ribuan wisatawan domestik dan mancanegara. Menurut penelitian oleh Lestari
& Harahap (2022) dalam Jurnal Pariwisata Nusantara, festival ini memberikan multiplier effect yang
besar terhadap ekonomi lokal. Peluang usaha yang dapat dikembangkan mencakup homestay berbasis
masyarakat, kuliner khas pesisir, hingga produk kerajinan tangan bertema budaya Tionghoa dan
Melayu. Pendekatan community-based tourism menjadi kunci agar masyarakat lokal dapat merasakan
langsung manfaat ekonomi dari sektor ini.
Di sisi lain, generasi muda di Bagansiapi-api juga mulai menunjukkan minat terhadap dunia
wirausaha digital. Meningkatnya akses internet dan teknologi seluler membuka peluang bagi usaha
berbasis digital seperti pemasaran produk lokal melalui e-commerce, jasa desain grafis, hingga
pembuatan konten kreatif yang mempromosikan kekayaan daerah. Pemerintah daerah bersama
lembaga pendidikan perlu mendorong tumbuhnya inkubator bisnis dan pelatihan kewirausahaan
berbasis teknologi agar pemuda lokal memiliki keterampilan yang relevan dan berdaya saing.
Namun, untuk mewujudkan ekosistem kewirausahaan yang kuat di Bagansiapi-api, diperlukan
sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pemerintah perlu
menyediakan akses permodalan yang lebih mudah, pendampingan bisnis, serta infrastruktur
pendukung seperti pasar UMKM dan pusat pelatihan terpadu. Sementara itu, institusi pendidikan dapat
berperan sebagai pusat inovasi dan transfer teknologi kepada pelaku usaha lokal. Pendekatan
kolaboratif ini akan mempercepat tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru yang tangguh dan inovatif.
Membangun semangat kewirausahaan di Bagansiapi-api bukan hanya soal menciptakan
lapangan kerja, tetapi juga membentuk karakter masyarakat yang mandiri, kreatif, dan siap
menghadapi tantangan masa depan. Dengan menggali potensi lokal secara bijak dan memberdayakan
masyarakat melalui kewirausahaan, Bagansiapi-api memiliki peluang besar untuk menjadi pusat
ekonomi kreatif dan perikanan yang unggul di wilayah pesisir Sumatera.
Referensi
Nasution, H., Simanjuntak, T., & Zulkarnain, A. (2023). Pengembangan UMKM Berbasis Potensi
Lokal di Wilayah Pesisir. Jurnal Pengembangan UMKM dan Kewirausahaan, 11(2), 120--130.
Lestari, R. D., & Harahap, F. (2022). Dampak Festival Budaya terhadap Perekonomian Lokal: Studi
Kasus Bakar Tongkang di Bagansiapi-api. Jurnal Pariwisata Nusantara, 9(1), 55--68.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI