Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat .

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Etika Professional Guru Bersertifikat: Antara Hak Individu dan Tanggung Jawab Moral

4 Juli 2025   14:42 Diperbarui: 4 Juli 2025   16:43 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mobilitas guru dalam dunia pendidikan adalah hal yang wajar. Namun yang harus ditekankan adalah etika transisi. Guru adalah figur teladan. Jika berpindah tempat kerja dengan cara yang tidak etis, maka akan mencederai makna profesionalisme itu sendiri."

Pandangan serupa juga dikemukakan oleh Dr. Suyanto, M.Ed., guru besar pendidikan:

"Sertifikat pendidik bukan hanya hak administratif, tetapi juga pengakuan terhadap profesionalisme. Maka tanggung jawab moral terhadap institusi awal yang membina dan mendukung tidak boleh diabaikan."

Refleksi: Antara Pilihan dan Kewajiban

Tidak ada yang salah dengan keinginan guru untuk mencari lingkungan kerja yang lebih baik, gaji yang lebih layak, atau jenjang karier yang lebih menjanjikan. Namun demikian, sebagai seorang pendidik profesional, guru juga harus menunjukkan integritas dan keteladanan dalam setiap keputusan, termasuk dalam proses pengunduran diri.

Pendidikan adalah proses jangka panjang yang melibatkan kepercayaan, tanggung jawab, dan hubungan antar manusia. Ketika guru bersertifikat dengan mudah berpindah lembaga tanpa proses etis, maka akan muncul pertanyaan: Apakah profesionalisme hanya sebatas administratif, atau juga mencakup nilai-nilai luhur yang kita ajarkan kepada peserta didik?

Penutup

Etika profesi guru harus berjalan seiring dengan hak profesional. Sertifikat pendidik bukanlah sekadar tiket untuk berpindah kerja, tetapi juga simbol kepercayaan publik terhadap kapasitas dan integritas seorang pendidik. Maka dari itu, setiap keputusan yang diambil guru, termasuk ketika memilih keluar dari sekolah asal, haruslah didasari oleh pertimbangan etis, tanggung jawab moral, dan komitmen terhadap dunia pendidikan itu sendiri. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun