Mohon tunggu...
Indra Lalana
Indra Lalana Mohon Tunggu... Lainnya - live life with love and laugh

Just for fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Minimalis, Ini Alasan Hidup Kalian Tidak Bahagia

18 Mei 2020   19:18 Diperbarui: 18 Mei 2020   19:21 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Istilah minimalis mungkin sudah tidak asing lagi di pikiran kalian, sepertinya terngiang tentang gaya interior minimalis, gaya berpakaian minimalis ataupun lukisan minimalis. Namun ternyata minimalis tidak hanya terbatas seperti hal itu aja loh, minimalis juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang menerapakan konsep memiliki barang secukupnya. namun Banyak juga yang bilang untuk jadi minimalist kalian hanya boleh memiliki barang sebanyak-banyaknya 100 barang dan anda harus membuang barang yang 30 hari berturut-turut tidak anda gunakan. Mungkin itu terengar ektrim yah? Terus apasih konsep minimalis itu.

Dalam sebuah buku yang berjudul "berani tidak disukai" yang dituliskan oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga merupakan buku yang menjelaskan teori psikologi Adolf Adler yaitu Inividual Psychology,aliran psikologi yang mendasarkan tujuan. dalam buku ini menjelaskan tentang hubungan antara konsep hidup dan kebahagian. Salahsatu outline dalam buku ini bahwa manusia tidak bahagia yaitu karena pada dasarnya manusia mempunyai sifat Inferioritas Kompleks, yaitu perasahan mengaggap diri redah dan terus berusaha mencari perhatian orang lain untuk menutupi perasaaan rendah dirinya.

Dalam hubunganya dengan sifat konsumtif bisa kita lihat bagaimana banyak orang yang menjadi konsumtif demi terlihat oleh orang lain. Adanya sosial media memeberikan fasilitas manusia untuk menjual dirinya dimata orang lain caranya bermacam-macam seperti memamerkan gadget paling terbaru, perhiasan, ataupun memamerkan pakaian. Dalam hal ini bukan menyalahkan bagaimana mereka membeli barang-barang mahal tapi apakah hal itu yang mereka butuhkan? Apkah dengan tujuan untuk menunjukan kepada orang lain itu tidak membuat prilaku konsumtif menjai lebih menggila?

Ubahlah mindset kita membeli dan mengkonsumsi barang itu didasarkan pada kebutuhan diri kita, kenapa kita membeli barang mahal? Karena kualitas barangnya lebih bagus dari pada yanglain, dan apabila saya menggunakan barang ini mungkin saya tidak akan membeli barang seperti ini untuk 5 atau 10 tahun kedepan. Namun apabila mindset kita hanya untuk menutupi Inferioritas Kompleks yang tidak kita sadari, prilaku konsumtif akan terus dilakukan meskipun barang yang kita butuhkan masih tersedia. Dengan kata lain hidup minimalis itu konsep hidup yang mengutamakan kualitas daripada kuntitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun