Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Khawarij merupakan salah satu kelompok dalam sejarah Islam yang muncul akibat konflik politik dan keagamaan pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Secara etimologis, kata Khawarij berarti "orang-orang yang keluar" atau "memberontak", karena mereka memisahkan diri dari kepemimpinan yang sah setelah peristiwa tahkim. Pemikiran Khawarij menekankan bahwa iman harus dibuktikan dengan amal perbuatan, dan siapa pun yang melakukan dosa besar dianggap kafir. Sikap keras dan pandangan yang kaku ini membuat mereka dikenal sebagai kelompok ekstrem dalam sejarah Islam.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa ideologi Khawarij tidak benar-benar hilang, melainkan berubah bentuk dan cara geraknya. Jika dahulu mereka menggunakan kekuatan fisik dan peperangan, maka di zaman modern ini pemikiran serupa muncul kembali dalam bentuk gerakan radikal yang memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan kebencian dan paham intoleran. Kelompok-kelompok seperti Al-Qaeda, Jemaah Islamiyah, maupun ISIS sering kali dianggap memiliki akar pemikiran yang serupa dengan Khawarij, yaitu sama-sama berpegang pada penafsiran agama yang tekstual dan sempit. Dalam menghadapi kelompok seperti ini, Ali bin Abi Thalib memberikan teladan yang penting. Ia memilih jalan dialog dan kebijaksanaan, bukan kekerasan. Ali mengajarkan bahwa perbedaan dalam memahami agama tidak boleh menjadi alasan untuk menumpahkan darah sesama Muslim. Sikapnya ini menjadi pelajaran berharga bahwa fanatisme buta hanya akan menimbulkan perpecahan di antara umat Islam.
Dari segi penelitian, pembahasan tentang Khawarij juga menunjukkan pentingnya metode sejarah yang objektif dan kritis. Dengan menelusuri sumber-sumber yang terpercaya, kita bisa memahami bahwa munculnya aliran ini bukan sekadar persoalan teologis, tetapi juga berkaitan dengan dinamika politik dan sosial pada masa itu. Secara keseluruhan, pemikiran Khawarij mengingatkan kita agar tidak terjebak pada pemahaman agama yang sempit dan menghakimi. Umat Islam masa kini sebaiknya belajar dari sejarah ini untuk membangun sikap yang lebih bijak, toleran, dan berimbang dalam beragama, serta tidak mudah terprovokasi oleh ajaran yang mengarah pada kekerasan atau perpecahan.
Â
Daftar Pustaka
Mahfuzah Saniah & Muhammad Alfan Sidik. (2020). Pemikiran Khawarij: Studi Historis Genealogis Pemikiran Islam. Rusydiah: Jurnal Pemikiran Islam, 1(1), 70--82.
http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/rusydiah
https://doi.org/10.35961/rsd.v1i1.128
Pratikno, A. S. (2019). Khawarij Milenial: Transformasi Khawarij dari Masa Lampau Menuju Masa Sekarang. Jurnal Auladuna, 1(2), 31--40.
https://ejournal.uas.ac.id/index.php/auladuna/article/view/161Â
Ilham. (2019). Aliran-Aliran Khawarij dan Pemikirannya. Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani, 5(2), 117--126.
https://journal.uiad.ac.id/index.php/mimbar/article/view/806Â
Hervrizal. (2020, Desember). Khawarij: Sejarah Kemunculan, Ajaran-Ajaran dan Sektenya. Dakwatul Islam, 5(1), 1--12.