Sejak tahun 1948, Israel telah menanggalkan satu per satu nilai demokrasi universal demi ideologi eksklusif: Zionisme, sebuah gagasan bahwa hanya orang Yahudi yang layak memiliki tanah dan kekuasaan di wilayah itu.
Hukum Dasar Israel 2018 menyatakan, "Hak untuk menentukan nasib sendiri di Negara Israel adalah unik untuk orang-orang Yahudi." Artinya? Warga Arab yang membentuk 20% populasi, hanyalah penumpang tak berhak bersuara.
Orang Palestina dilarang membangun rumah di tanah leluhur mereka. Mereka kehilangan hak untuk air bersih, pendidikan layak, bahkan ruang gerak. Checkpoint, penggusuran paksa, penjara tanpa pengadilan. Itulah wajah demokrasi versi Tel Aviv.
Dan ini yang tak masuk akal: Sistem apartheid ini malah dilindungi habis-habisan oleh negara-negara Barat yang konon menjunjung HAM dan kebebasan.
Propaganda 101: Membunuh Reputasi Lawan Lewat Media
Pernahkah kamu bertanya: Mengapa media Barat begitu senang memberitakan betapa "berbahayanya" Iran, sementara pembantaian di Gaza hanya disebut sebagai "clashes"?
Jawabannya sederhana: Media besar adalah corong kekuasaan.
Pernyataan ini bukan retorika anti-Barat. Ini fakta yang ditegaskan oleh pakar linguistik dan politik, Noam Chomsky, bahwa media-media besar bukanlah pengawas kekuasaan, melainkan penjaga narasi kekuasaan.
Ketika Israel membom rumah sakit di Gaza, narasi CNN adalah: "Hamas menggunakan rumah sakit sebagai markas."
Ketika Iran menggelar pemilu, headline-nya: "Iran gelar pemilu, tapi demokrasi palsu."
Inilah dunia di mana pelaku pembunuhan dicitrakan sebagai korban, dan korban diframing sebagai ancaman.
Iran: Negara Yang Menolak Tunduk