Faktor terbesar yang memengaruhi produksi adalah cuaca. Saat musim hujan, penjemuran ikan menjadi terhambat. Akibatnya kualitas menurun dan harga ikut jatuh. Selain itu, biaya garam serta ongkos melaut juga menjadi beban yang cukup besar bagi keluarga nelayan.
Meski begitu, usaha ini tetap berjalan berkat kerja sama keluarga. Suami biasanya melaut untuk menangkap ikan, sementara istri mengolah hasil tangkapan hingga siap dijual. Gotong royong dalam keluarga menjadi modal utama agar usaha tetap bertahan.
Lebih dari Sekadar Lauk
Melihat langsung proses ini memberi pelajaran bahwa ikan asin Kenjeran bukan sekadar lauk sederhana. Ia menyimpan cerita tentang ketekunan, kearifan lokal, dan semangat bertahan hidup masyarakat pesisir.
Dukungan dari konsumen maupun perhatian pemerintah sangat dibutuhkan agar UMKM seperti ini tetap hidup. Dengan begitu, cita rasa ikan asin Kenjeran dapat terus hadir di meja makan kita, sekaligus menjaga keberlangsungan ekonomi masyarakat pesisir.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI